Jumat, 28 Maret 2014

MANAJEMEN BERBASIS LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM



 
BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Pendidikan sebagai salah satu upaya dalam rangka meningkatkan kualitas hidup manusia, pada intinya bertujuan untuk memanusiakan manusia, mendewasakan, serta merubah perilaku, serta meningkatkan kualitas menjadi lebih baik.
Pada kenyataannya pendidikan bukanlah suatu upaya yang sederhana, melainkan suatu kegiatan yang dinamis dan penuh tantangan. Pendidikan akan selalu berubah seiring dengan perubahan zaman, setiap saat pendidikan selalu menjadi fokus perhatian dan bahkan tak jarang menjadi sasaran ketidakpuasan karena pendidikan menyangkut kepentingan semua orang, bukan hanya menyangkut investasi dan kondisi kehidupan di masa yang akan datang, melainkan juga menyangkut kondisi dan suasana kehidupan saat ini.
Sekolah sebagai institusi (lembaga) pendidikan, merupakan wadah tempat proses pendidikan dilakukan, memiliki sistem yang kompleks dan dinamis. Dalam kegiatannya, sekolah adalah tempat yang bukan hanya sekedar tempat berkumpul guru dan murid, melainkan berada dalam satu tatanan sistem yang rumit dan saling berkaitan, oleh karena itu sekolah dipandang sebagai suatu organisasi yang membutuhkan menejemen/pengelolaan. Lebih dari itu, kegiatan inti organisasi sekolah adalah mengelola SDM yang diharapkan menghasilkan lulusan berkualitas, sesuai dengan tuntunan kebutuhan masyarakat, serta pada gilirannya lulusan sekolah diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada pembangunan bangsa.[1]
1
 
Secara eksternal, sekolah berhubungan dengan instansi lain baik secara vertikal maupun horizontal. Di dalam konteks pendidikan, sekolah memiliki stakeholders (yang berkepentingan), oleh karena itulah sekolah memerlukan pengelolaan/manajemen yang akurat agar dapat memberikan hasil optimal sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan semua pihak.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana konsep Manajemen Berbasis Lembaga Pendidikan Islam (MBLPI)?
2.      Bagaimana konsep historisnya?
3.      Jelaskan urgensi MBLPI !
4.      Sebutkan karakteristik MBLPI !

C.    TUJUAN PEMBAHASAN MASALAH
1.      Untuk mengetahui konsep Manajemen Berbasis Lembaga Pendidikan Islam (MBLPI)
2.      Untuk mengetahui konsep historisnya
3.      Untuk mengetahui urgensi MBLPI
4.      Untuk mengetahui karakteristik MBLPI.

D.    BATASAN MASALAH
Dalam makalah ini, kami membatasi pembahasan hanya mengenai masalah-masalah yang terkait dengan Manajemen Berbasis Lembaga Pendidikan Islam. Yang membahas tentang konsep Manajemen Berbasis Lembaga Pendidikan Islam (MBLPI), konsep historisnya, urgensi MBLPI, dan karakteristik MBLPI. Dengan demikian kami berharap pembahasan ini hanya terfokus pada tema tersebut.












 
BAB II
PEMBAHASAN
A.  KONSEP MANAJEMEN BERBASIS LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
Manajemen berbasis lembaga pendidikan Islam merupakan suatu proses atau sistem pengelolaan yang dipakai untuk mengatur suatu lembaga pendidikan Islam dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Kegiatan-kegiatan pengelolaan pada suatu sistem pendidikan bertujuan untuk keterlaksanaan proses belajar mengajar yang baik, yang mencakup:
1.      Program kurikulum yang meliputi metode penyampaian, sistem evaluasi, dan sistem bimbingan
2.      Program ketenagaan
3.      Program pengadaan dan pemeliharaan fasilitas dan alat-alat pendidikan
4.      Program pembiayaan
5.      Program hubungan dengan masyarakat
Manajemen pendidikan sebagai suatu proses atau sistem organisasi dan peningkatan kemanusiaan dalam kaitannya dengan suatu sistem pendidikan. Suatu proses belajar mengajar yang relevan, efektif dan efisien dapat terjadi bila dilengkapi dengan sarana yang terbentuk satu wadah organisasi dan ditunjang oleh: kelompok pimpinan dan pelaksanaan, fasilitas dan alat pendidikan, program pendidikan dengan sistem pengelolaan yang mantap.[2]
Secara khusus, manajemen pendidikan bertujuan terciptanya sistem pengelolaan yang relevan, efektif dan efisien yang dapat dilaksanakan dan mencapai sasaran dengan suatu pola struktur organisasi pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas.[3]
Fungsi-fungsi Manajemen Pendidikan:
a.      
3
 
Fungsi perencanaan, mencakup berbagai kegiatan menentukan kebutuhan, penentuan strategi pencapaian tujuan, menentukan isi program pendidikan, dan lain-lain.
b.      Fungsi organisasi, meliputi pengelolaan ketenagaan, sarana dan prasarana, distribusi tugas dan tanggung jawab.
c.       Fungsi koordinasi, yang berupaya menstabilisasi antara berbagai tugas, tanggung jawab dan kewenangan untuk menjamin pelaksanaan dan berhasil program pendidikan.
d.      Fungsi motivasi (penggerakan), yang dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi proses dan keberhasilan program.
e.       Fungsi kontrol, yang berupaya melakukan pengawasan, penilaian, perbaikan terhadap kelemahan-kelemahan dalam sistem manajemen pendidikan tersebut.[4]
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan manajemen berbasis lembaga pendidikan Islam, yaitu:
1.      Komitmen, kepala sekolah dan warga sekolah harus mempunyai komitmen yang kuat dalam upaya menggerakkan semua warga sekolah.
2.      Kesiapan, semua warga sekolah harus siap fisik dan mental.
3.      Keterlibatan, pendidikan yang efektif melibatkan semua pihak dalam mendidik anak.
4.      Kelembagaan, sekolah sebagai lembaga adalah unit terpenting bagi pendidikan yang efektif.
5.      Keputusan, segala keputusan sekolah dibuat oleh pihak yang benar-benar mengerti tentang pendidikan.
6.      Kesadaran, guru-guru harus memiliki kesadaran untuk membantu dalam membuat keputusan program pendidikan dan kurikulum.
7.      Kemandirian, sekolah harus diberi otonomi sehingga memiliki kemandirian dalam membuat keputusan pengalokasian dana.
8.      Ketahanan, perubahan akan bertambah lebih lama apabila melibatkan stakeholders sekolah.[5]



B.  KONTEKS HISTORIS
Kebijakan MBS di Indonesia secara relatif sungguh-sungguh baru dimulai sejak tahun 1999/2000, yaitu dengan peluncuran dana bantuan yang disebut dengan Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM). Dana bantuan ini disetor langsung ke rekening sekolah, tidak melalui alur birokrasi pendidikan di atasnya (Dinas Diknas).[6]
Sedangkan pada lembaga pendidikan Islam, pesantren merupakan salah satu model dari pendidikan berbasis masyarakat. Kebanyakan pesantren berdiri atas inisiatif masyarakat Muslim yang tujuan utamanya adalah untuk mendidik generasi muda agar memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam dengan baik. Pesantren dengan cara hidupnya yang bersifat kolektif barangkali merupakan cerminan dari semangat dari tradisi dan lembaga gotong royong yang umum terdapat di pedesaan. Pesantren kemudian berhasil mempertegak eksistensinya sebagai pusat belajar masyarakat.[7]
Pesantran yang merupakan “Bapak” dari pendidikan Islam di Indonesia, didirikan karena ada tuntutan dan kebutuhan zaman, hal ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana bila diruntut kembali, sesungguhnya pesantren dilahirkan atas kesadaran kewajiban dakwah Islamiyah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama/da’i.
Pembangunan suatu pesantren didorong oleh kebutuhan masyarakat akan adanya lembaga pendidikan. Namun demikian, faktor guru yang memenuhi persyaratan keilmuan yang diperlukan akan sangat menentukan bagi tumbuhnya suatu pesantren. Pada umumnya berdirinya suatu pesantren diawali dari pengakuan masyarakat akan keunggulan dan ketinggian ilmu seorang guru atau kiai. Karena keinginan menuntut dan memperoleh ilmu dari guru tersebut, maka masyarakat sekitar, bahkan dari luar daerah datang kepadanya untuk belajar. Mereka lalu membangun tempat tinggal yang sederhana di sekitar tempat tinggal guru tersebut. Semakin tinggi ilmu seorang guru, semakin banyak orang dari luar daerah yang datang untuk menuntut ilmu kepadanya dan berarti semakin besar pula pondok dan pesantrennya.[8]

C.  URGENSI MBLPI
1.      Manajemen Kurikulum
a.       Untuk mengupayakan efektifitas perencanaan
b.      Untuk mengupayakan efektifitas pengorganisasian dan koordinasi
c.       Untuk mengupayakan efektifitas pelaksanaan
d.      Untuk mengupayakan efektifitas pengendalian/pengawasan
2.      Manajemen Personalia
Manajemen ini berkisar pada staff development (teacher development), meliputi:
a.       Training
b.      Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
c.       Inservice Education (Pendidikan Lanjutan)
3.      Manajemen Siswa
a.       Penerimaan Siswa (Daya Tampung, Seleksi)
b.      Pembinaan Siswa (Pengelompokkan, Kenaikan Kelas, Penentuan Program, Ekskul)
c.       Pemberdayaan OSIS
4.      Manajemen Keuangan
Dalam keuangan pengelolaan pendidikan, manajemen harus berlandaskan pada prinsip: efektivitas, efisiensi dan pemerataan .
5.      Manajemen Lingkungan
Urgensi manajemen terhadap lingkungan pendidikan bertujuan dalam merangkul seluruh pihak terkait yang akan berpengaruh dalam segala kebijakan dan keberlangsungan pendidikan. Manajemen ini berupaya mewujudkan cooperation with Society dan stake holder identification.

Berkenaan dengan manajemen pendidikan, Islam telah menggariskan bahwa hakikat amal perbuatan haruslah berorientasi bagi pencapaian ridla Allah SWT. Bila perbuatan manusia memenuhi syarat itu, maka amal itu tergolong ahsan (ahsanul amal), yakni amal terbaik di sisi Allah SWT. Dengan demikian, keberadaan manajemen organisasi dipandang pula sebagai suatu sarana untuk memudahkan implementasi Islam dalam kegiatan organisasi tersebut. Implementasi nilai-nilai Islam berwujud pada difungsikannya Islam sebagai kaidah berpikir dan kaidah amal dalam seluruh kegiatan organisasi. Nilai-nilai Islam inilah sesungguhnya nilai utama organisasi yang menjadi payung strategis hingga taktis seluruh aktivitas organisasi.[9]

D.    KARAKTERISTIK MBLPI
1.      Karakteristik sebagai organisasi sekolah
a.       Menyediakan manajemen organisasi kepemimpinan dalam mencapai tujuan
b.      Menyusun rencana sekolah dan merumuskan kebijakan untuk sekolahnya sendiri
c.       Mengelola kegiatan operasional sekolah
d.      Menjamin adanya komunikasi yang efektif antara sekolah dan masyarakat terkait school community

2.      Karakteristik sebagai proses belajar mengajar
a.       Meningkatkan kualitas belajar
b.      Mengembangkan kurikulum
c.       Menyelenggarakan pengajaran yang efektif
d.      Menyediakan program pengembangan yang diperlukan siswa

3.      Karakteristik sebagai sumber daya manusia
a.       Memberdayakan staf dan menempatkan personel yang dapat melayani keperluan siswa
b.      Memiliki staf yang memiliki wawasan manajemen berbasis sekolah
c.       Menyediakan kegiatan untuk pengembangan profesi pada semua staf

4.      Karakteristik sebagai sumber daya dan administrasi
a.       Mengidentifikasi sumber daya yang diperlukan dan mengalokasikan sumber daya tersebut sesuai dengan kebutuhan
b.      Mengelola dana sekolah
c.       Mengelola dan memelihara gedung dan sarana lainnya.[10]
Indikator bahwa manajemen yang dipakai sudah berhasil di sekolah adalah ditunjuk oleh 4 hal, yaitu:
1.      Adanya kemandirian sekolah/madrasah yang kuat
2.      Adanya kemitraan sekolah/madrasah yang efektif
3.      Adanya partisipasi yang kuat dari masyarakat
4.      Adanya keterbukaan yang bertanggung jawab dan meluas dari pihak sekolah/masyarakat
5.      Adanya akuntabilitas yang dapat dipertanggungjawabkan oleh sekolah/madrasah.[11]
Karakteristik umum yang menonjol dalam penerapan manajemen pendidikan berbasis masyarakat di pesantren, meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, penganggaran, dan evaluasi.[12]
           








 
BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
1.      Manajemen berbasis lembaga pendidikan Islam merupakan suatu proses atau sistem pengelolaan yang dipakai untuk mengatur suatu lembaga pendidikan Islam dalam mencapai tujuan yang diharapkan dengan suatu pola struktur organisasi pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas.
Fungsi-fungsi Manajemen Pendidikan, yaitu fungsi perencanaan, fungsi organisasi, fungsi koordinasi, fungsi motivasi (penggerakan), dan fungsi kontrol.
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan manajemen berbasis lembaga pendidikan Islam, yaitu prinsip komitmen, kesiapan, keterlibatan, kelembagaan, keputusan, kesadaran, kemandirian, dan ketahanan.

2.      Konteks historis lembaga pendidikan Islam seperti halnya pesantran yang merupakan “Bapak” dari pendidikan Islam di Indonesia, didirikan karena ada tuntutan dan kebutuhan zaman, hal ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana bila diruntut kembali, sesungguhnya pesantren dilahirkan atas kesadaran kewajiban dakwah Islamiyah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam, sekaligus mencetak kader-kader ulama/da’i.

3.      Urgensi Menejemen Berbasis Lembaga Pendidikan Islam (MBLPI), meliputi manajemen kurikulum, manajemen personalia, manajemen siswa, manajemen keuangan, dan manajemen lingkungan. Islam telah menggariskan bahwa hakikat amal perbuatan haruslah berorientasi bagi pencapaian ridla Allah SWT.

4.     
9
 
Karakteristik Menejemen Berbasis Lembaga Pendidikan Islam (MBLPI), meliputi karakteristik sebagai organisasi sekolah, karakteristik sebagai proses belajar mengajar, karakteristik sebagai sumber daya manusia, dan karakteristik sebagai sumber daya dan administrasi.
B.     SARAN
1.      Bagi calon pendidik, sebaiknya bisa lebih meningkatkan lagi kemampuan-kemampuan yang dimiliki, terutama dalam bidang pendidikan. Hal ini perlu dilakukan  agar nantinya para calon pendidik tersebut serasa lebih siap dalam menghadapi dunia pendidikan yang sebenarnya.
2.      Bagi pendidik, sebaiknya juga selalu meningkatkan kemampuannya agar mereka dapat memberikan pendidikan yang terbaik kepada anak didiknya, serta dapat mencapai hasil sesuai yang diharapkan.
3.      Bagi tokoh masyarakat dan pemimpin, khususnya pemimpin dalam bidang pendidikan, sebaiknya selalu bijaksana dalam bertindak, menentukan keputusan sesuai dengan kriteria-kriteria pendidikan yang baik demi meningkatkan kualitas pendidikan bangsa.

C.    HARAPAN
            Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat memberikan gambaran dan menambah wawasan kita tentang Menejemen Berbasis Lembaga Pendidikan Islam (MBLPI). Dengan mengetahui pembahasan MBLPI kita akan menjadi manusia yang cerdas dalam ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang pendidikan.









 
DAFTAR RUJUKAN

Danim, Sudarwan. 2007. Visi Baru Manajemen Sekolah dari Unit Birokrasi Ke Lembaga Akademik. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Fattah, Nanang. 2004. Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Dan Dewan Sekolah. Bandung: Pustaka Bumi Quraisy.

Hamalik, Oemar. 2006. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Hasbullah. 2001. Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Mulyasa. 2005. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Usman, Husaini. 2008. Manajemen Teori Praktik & Riser Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Zubaedi. 2005. Pendidikan Berbasis Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

http://informasilive.blogspot.com/2013/05/pentingnya-manajemen-dalam-pengelolaan.html, diakses pada hari Jum’at, tanggal 21 maret 2014, pukul 21.00 WIB.
11
 
 


[1] Nanang Fattah, Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Dan Dewan Sekolah, Bandung, Pustaka Bumi Quraisy, 2004, 7-8.
[2] Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2006, 78-79.
[3] Ibid…81.
[4] Ibid…81-82.
[5] Husaini Usman, Manajemen Teori Praktik & Riser Pendidikan, Jakarta, Bumi Aksara, 2008, 574.
[6] Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah dari Unit Birokrasi Ke Lembaga Akademik, Jakarta, PT Bumi Aksara, 2007, 28.
[7] Zubaedi, Pendidikan Berbasis Masyarakat, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2005, 140-141.
[8] Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2001, 138.
[9] http://informasilive.blogspot.com/2013/05/pentingnya-manajemen-dalam-pengelolaan.html, diakses pada hari Jum’at, tanggal 21 maret 2014, pukul 21.00 WIB.
[10] Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung, PT.Remaja Rosdakarya, 2005, 29-30.
[11] Husaini Usman, Manajemen Teori Praktik & Riser Pendidikan…579.
[12] Zubaedi, Pendidikan Berbasis Masyarakat …156.

2 komentar:

  1. Titanium Tube | baojititanium.blogspot.com
    The ultimate guide 진주 출장마사지 to stainless steel, 안양 출장안마 stainless titanium tubing steel, titanium tube construction. Check out our new model here. Also, 청주 출장마사지 check out 서울특별 출장마사지 our complete

    BalasHapus