|
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pendidikan sebagai salah satu upaya dalam rangka meningkatkan
kualitas hidup manusia, pada intinya bertujuan untuk memanusiakan manusia,
mendewasakan, serta merubah perilaku, serta meningkatkan kualitas menjadi lebih
baik.
Pada kenyataannya pendidikan bukanlah suatu upaya yang sederhana,
melainkan suatu kegiatan yang dinamis dan penuh tantangan. Pendidikan akan
selalu berubah seiring dengan perubahan zaman, setiap saat pendidikan selalu
menjadi fokus perhatian dan bahkan tak jarang menjadi sasaran ketidakpuasan
karena pendidikan menyangkut kepentingan semua orang, bukan hanya menyangkut
investasi dan kondisi kehidupan di masa yang akan datang, melainkan juga
menyangkut kondisi dan suasana kehidupan saat ini.
Sekolah sebagai institusi (lembaga) pendidikan, merupakan wadah
tempat proses pendidikan dilakukan, memiliki sistem yang kompleks dan dinamis.
Dalam kegiatannya, sekolah adalah tempat yang bukan hanya sekedar tempat
berkumpul guru dan murid, melainkan berada dalam satu tatanan sistem yang rumit
dan saling berkaitan, oleh karena itu sekolah dipandang sebagai suatu
organisasi yang membutuhkan menejemen/pengelolaan. Lebih dari itu, kegiatan
inti organisasi sekolah adalah mengelola SDM yang diharapkan menghasilkan
lulusan berkualitas, sesuai dengan tuntunan kebutuhan masyarakat, serta pada
gilirannya lulusan sekolah diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada
pembangunan bangsa.[1]
|
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana
konsep Manajemen Berbasis Lembaga Pendidikan Islam (MBLPI)?
2.
Bagaimana
konsep historisnya?
3.
Jelaskan
urgensi MBLPI !
4.
Sebutkan
karakteristik MBLPI !
C.
TUJUAN
PEMBAHASAN MASALAH
1.
Untuk
mengetahui konsep Manajemen Berbasis Lembaga Pendidikan Islam (MBLPI)
2.
Untuk
mengetahui konsep historisnya
3.
Untuk
mengetahui urgensi MBLPI
4.
Untuk
mengetahui karakteristik MBLPI.
D.
BATASAN MASALAH
Dalam makalah ini, kami membatasi
pembahasan hanya mengenai masalah-masalah yang terkait dengan Manajemen Berbasis
Lembaga Pendidikan Islam. Yang membahas
tentang konsep Manajemen Berbasis Lembaga Pendidikan Islam (MBLPI), konsep
historisnya, urgensi MBLPI, dan karakteristik MBLPI. Dengan demikian kami
berharap pembahasan ini hanya terfokus pada tema tersebut.
|
PEMBAHASAN
A. KONSEP MANAJEMEN BERBASIS LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
Manajemen berbasis lembaga pendidikan Islam merupakan suatu proses
atau sistem pengelolaan yang dipakai untuk mengatur suatu lembaga pendidikan
Islam dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Kegiatan-kegiatan pengelolaan pada
suatu sistem pendidikan bertujuan untuk keterlaksanaan proses belajar mengajar
yang baik, yang mencakup:
1.
Program
kurikulum yang meliputi metode penyampaian, sistem evaluasi, dan sistem
bimbingan
2.
Program
ketenagaan
3.
Program
pengadaan dan pemeliharaan fasilitas dan alat-alat pendidikan
4.
Program
pembiayaan
5.
Program
hubungan dengan masyarakat
Manajemen pendidikan sebagai suatu proses atau sistem organisasi
dan peningkatan kemanusiaan dalam kaitannya dengan suatu sistem pendidikan.
Suatu proses belajar mengajar yang relevan, efektif dan efisien dapat terjadi
bila dilengkapi dengan sarana yang terbentuk satu wadah organisasi dan ditunjang
oleh: kelompok pimpinan dan pelaksanaan, fasilitas dan alat pendidikan, program
pendidikan dengan sistem pengelolaan yang mantap.[2]
Secara
khusus, manajemen pendidikan bertujuan terciptanya sistem pengelolaan yang
relevan, efektif dan efisien yang dapat dilaksanakan dan mencapai sasaran
dengan suatu pola struktur organisasi pembagian tugas dan tanggung jawab yang
jelas.[3]
Fungsi-fungsi
Manajemen Pendidikan:
a.
Fungsi perencanaan, mencakup
berbagai kegiatan menentukan kebutuhan, penentuan strategi pencapaian tujuan,
menentukan isi program pendidikan, dan lain-lain.
|
b.
Fungsi
organisasi, meliputi pengelolaan ketenagaan, sarana dan prasarana, distribusi
tugas dan tanggung jawab.
c.
Fungsi
koordinasi, yang berupaya menstabilisasi antara berbagai tugas, tanggung jawab
dan kewenangan untuk menjamin pelaksanaan dan berhasil program pendidikan.
d.
Fungsi motivasi
(penggerakan), yang dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi proses dan
keberhasilan program.
e.
Fungsi kontrol,
yang berupaya melakukan pengawasan, penilaian, perbaikan terhadap
kelemahan-kelemahan dalam sistem manajemen pendidikan tersebut.[4]
Prinsip-prinsip
yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan manajemen berbasis lembaga
pendidikan Islam, yaitu:
1.
Komitmen,
kepala sekolah dan warga sekolah harus mempunyai komitmen yang kuat dalam upaya
menggerakkan semua warga sekolah.
2.
Kesiapan, semua
warga sekolah harus siap fisik dan mental.
3.
Keterlibatan,
pendidikan yang efektif melibatkan semua pihak dalam mendidik anak.
4.
Kelembagaan,
sekolah sebagai lembaga adalah unit terpenting bagi pendidikan yang efektif.
5.
Keputusan,
segala keputusan sekolah dibuat oleh pihak yang benar-benar mengerti tentang
pendidikan.
6.
Kesadaran,
guru-guru harus memiliki kesadaran untuk membantu dalam membuat keputusan
program pendidikan dan kurikulum.
7.
Kemandirian,
sekolah harus diberi otonomi sehingga memiliki kemandirian dalam membuat
keputusan pengalokasian dana.
8.
Ketahanan,
perubahan akan bertambah lebih lama apabila melibatkan stakeholders
sekolah.[5]
B. KONTEKS HISTORIS
Kebijakan
MBS di Indonesia secara relatif sungguh-sungguh baru dimulai sejak tahun
1999/2000, yaitu dengan peluncuran dana bantuan yang disebut dengan Bantuan
Operasional Manajemen Mutu (BOMM). Dana bantuan ini disetor langsung ke
rekening sekolah, tidak melalui alur birokrasi pendidikan di atasnya (Dinas
Diknas).[6]
Sedangkan pada
lembaga pendidikan Islam, pesantren merupakan salah satu model dari pendidikan
berbasis masyarakat. Kebanyakan pesantren berdiri atas inisiatif masyarakat
Muslim yang tujuan utamanya adalah untuk mendidik generasi muda agar memahami
dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam dengan baik. Pesantren dengan cara hidupnya
yang bersifat kolektif barangkali merupakan cerminan dari semangat dari tradisi
dan lembaga gotong royong yang umum terdapat di pedesaan. Pesantren kemudian
berhasil mempertegak eksistensinya sebagai pusat belajar masyarakat.[7]
Pesantran yang
merupakan “Bapak” dari pendidikan Islam di Indonesia, didirikan karena ada
tuntutan dan kebutuhan zaman, hal ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah,
dimana bila diruntut kembali, sesungguhnya pesantren dilahirkan atas kesadaran
kewajiban dakwah Islamiyah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam,
sekaligus mencetak kader-kader ulama/da’i.
Pembangunan suatu pesantren didorong oleh kebutuhan masyarakat akan
adanya lembaga pendidikan. Namun demikian, faktor guru yang memenuhi
persyaratan keilmuan yang diperlukan akan sangat menentukan bagi tumbuhnya
suatu pesantren. Pada umumnya berdirinya suatu pesantren diawali dari pengakuan
masyarakat akan keunggulan dan ketinggian ilmu seorang guru atau kiai. Karena
keinginan menuntut dan memperoleh ilmu dari guru tersebut, maka masyarakat
sekitar, bahkan dari luar daerah datang kepadanya untuk belajar. Mereka lalu
membangun tempat tinggal yang sederhana di sekitar tempat tinggal guru
tersebut. Semakin tinggi ilmu seorang guru, semakin banyak orang dari luar
daerah yang datang untuk menuntut ilmu kepadanya dan berarti semakin besar pula
pondok dan pesantrennya.[8]
C. URGENSI MBLPI
1.
Manajemen Kurikulum
a.
Untuk mengupayakan efektifitas
perencanaan
b.
Untuk mengupayakan efektifitas
pengorganisasian dan koordinasi
c.
Untuk mengupayakan efektifitas
pelaksanaan
d.
Untuk mengupayakan efektifitas
pengendalian/pengawasan
2.
Manajemen Personalia
Manajemen ini berkisar pada staff
development (teacher development), meliputi:
a.
Training
b.
Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP)
c.
Inservice Education
(Pendidikan Lanjutan)
3.
Manajemen Siswa
a.
Penerimaan Siswa (Daya
Tampung, Seleksi)
b.
Pembinaan Siswa
(Pengelompokkan, Kenaikan Kelas, Penentuan Program, Ekskul)
c.
Pemberdayaan OSIS
4.
Manajemen Keuangan
Dalam keuangan pengelolaan pendidikan, manajemen harus berlandaskan pada prinsip: efektivitas, efisiensi dan pemerataan
.
5.
Manajemen Lingkungan
Urgensi manajemen terhadap lingkungan pendidikan bertujuan dalam merangkul seluruh
pihak terkait yang akan berpengaruh dalam segala kebijakan dan keberlangsungan
pendidikan. Manajemen ini berupaya mewujudkan cooperation with
Society dan stake holder
identification.
Berkenaan
dengan manajemen pendidikan, Islam telah menggariskan bahwa hakikat amal
perbuatan haruslah berorientasi bagi pencapaian ridla Allah SWT. Bila perbuatan
manusia memenuhi syarat itu, maka amal itu tergolong ahsan (ahsanul amal),
yakni amal terbaik di sisi Allah SWT. Dengan demikian, keberadaan manajemen
organisasi dipandang pula sebagai suatu sarana untuk memudahkan implementasi
Islam dalam kegiatan organisasi tersebut. Implementasi nilai-nilai Islam
berwujud pada difungsikannya Islam sebagai kaidah berpikir dan kaidah amal
dalam seluruh kegiatan organisasi. Nilai-nilai Islam inilah sesungguhnya nilai
utama organisasi yang menjadi payung strategis hingga taktis seluruh aktivitas
organisasi.[9]
D.
KARAKTERISTIK
MBLPI
1.
Karakteristik
sebagai organisasi sekolah
a.
Menyediakan
manajemen organisasi kepemimpinan dalam mencapai tujuan
b.
Menyusun
rencana sekolah dan merumuskan kebijakan untuk sekolahnya sendiri
c.
Mengelola
kegiatan operasional sekolah
d.
Menjamin adanya
komunikasi yang efektif antara sekolah dan masyarakat terkait school
community
2.
Karakteristik
sebagai proses belajar mengajar
a.
Meningkatkan
kualitas belajar
b.
Mengembangkan
kurikulum
c.
Menyelenggarakan
pengajaran yang efektif
d.
Menyediakan
program pengembangan yang diperlukan siswa
3.
Karakteristik
sebagai sumber daya manusia
a.
Memberdayakan
staf dan menempatkan personel yang dapat melayani keperluan siswa
b.
Memiliki staf
yang memiliki wawasan manajemen berbasis sekolah
c.
Menyediakan
kegiatan untuk pengembangan profesi pada semua staf
4.
Karakteristik
sebagai sumber daya dan administrasi
a.
Mengidentifikasi
sumber daya yang diperlukan dan mengalokasikan sumber daya tersebut sesuai
dengan kebutuhan
b.
Mengelola dana
sekolah
c.
Mengelola dan
memelihara gedung dan sarana lainnya.[10]
Indikator bahwa
manajemen yang dipakai sudah berhasil di sekolah adalah ditunjuk oleh 4 hal,
yaitu:
1.
Adanya
kemandirian sekolah/madrasah yang kuat
2.
Adanya
kemitraan sekolah/madrasah yang efektif
3.
Adanya
partisipasi yang kuat dari masyarakat
4.
Adanya keterbukaan
yang bertanggung jawab dan meluas dari pihak sekolah/masyarakat
5.
Adanya
akuntabilitas yang dapat dipertanggungjawabkan oleh sekolah/madrasah.[11]
Karakteristik umum
yang menonjol dalam penerapan manajemen pendidikan berbasis masyarakat di
pesantren, meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, penganggaran,
dan evaluasi.[12]
|
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1.
Manajemen berbasis
lembaga pendidikan Islam merupakan suatu proses atau sistem pengelolaan yang
dipakai untuk mengatur suatu lembaga pendidikan Islam dalam mencapai tujuan
yang diharapkan dengan suatu pola struktur organisasi pembagian tugas dan
tanggung jawab yang jelas.
Fungsi-fungsi Manajemen Pendidikan, yaitu fungsi perencanaan,
fungsi organisasi, fungsi koordinasi, fungsi motivasi (penggerakan), dan fungsi
kontrol.
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan
manajemen berbasis lembaga pendidikan Islam, yaitu prinsip komitmen, kesiapan,
keterlibatan, kelembagaan, keputusan, kesadaran, kemandirian, dan ketahanan.
2.
Konteks
historis lembaga pendidikan Islam seperti halnya pesantran yang merupakan
“Bapak” dari pendidikan Islam di Indonesia, didirikan karena ada tuntutan dan
kebutuhan zaman, hal ini bisa dilihat dari perjalanan sejarah, dimana bila
diruntut kembali, sesungguhnya pesantren dilahirkan atas kesadaran kewajiban
dakwah Islamiyah, yakni menyebarkan dan mengembangkan ajaran Islam, sekaligus
mencetak kader-kader ulama/da’i.
3.
Urgensi
Menejemen Berbasis Lembaga Pendidikan Islam (MBLPI), meliputi manajemen
kurikulum, manajemen personalia, manajemen siswa, manajemen keuangan, dan manajemen lingkungan. Islam telah menggariskan bahwa hakikat amal
perbuatan haruslah berorientasi bagi pencapaian ridla Allah SWT.
4.
Karakteristik
Menejemen Berbasis Lembaga Pendidikan Islam (MBLPI), meliputi
karakteristik sebagai organisasi sekolah, karakteristik sebagai proses belajar
mengajar, karakteristik sebagai sumber daya manusia, dan karakteristik sebagai
sumber daya dan administrasi.
|
B.
SARAN
1.
Bagi calon pendidik, sebaiknya bisa
lebih meningkatkan lagi kemampuan-kemampuan yang dimiliki, terutama dalam
bidang pendidikan. Hal ini perlu dilakukan
agar nantinya para calon pendidik tersebut serasa lebih siap dalam
menghadapi dunia pendidikan yang sebenarnya.
2.
Bagi pendidik, sebaiknya juga selalu
meningkatkan kemampuannya agar mereka dapat memberikan pendidikan yang terbaik
kepada anak didiknya, serta dapat mencapai hasil sesuai yang diharapkan.
3.
Bagi tokoh masyarakat dan pemimpin, khususnya
pemimpin dalam bidang pendidikan, sebaiknya selalu bijaksana dalam bertindak,
menentukan keputusan sesuai dengan kriteria-kriteria pendidikan yang baik demi
meningkatkan kualitas pendidikan bangsa.
C.
HARAPAN
Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat memberikan
gambaran dan menambah wawasan kita tentang Menejemen
Berbasis Lembaga Pendidikan Islam (MBLPI). Dengan mengetahui pembahasan MBLPI kita akan
menjadi manusia yang cerdas dalam ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang pendidikan.
|
Danim,
Sudarwan. 2007. Visi Baru Manajemen
Sekolah dari Unit Birokrasi Ke Lembaga Akademik. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Fattah,
Nanang. 2004. Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Dan Dewan Sekolah. Bandung:
Pustaka Bumi Quraisy.
Hamalik,
Oemar. 2006. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Hasbullah.
2001. Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Mulyasa.
2005. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Usman,
Husaini. 2008. Manajemen Teori Praktik & Riser Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Zubaedi.
2005. Pendidikan Berbasis Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
http://informasilive.blogspot.com/2013/05/pentingnya-manajemen-dalam-pengelolaan.html, diakses pada
hari Jum’at, tanggal 21 maret 2014, pukul 21.00 WIB.
|
[1] Nanang Fattah,
Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Dan Dewan Sekolah, Bandung,
Pustaka Bumi Quraisy, 2004, 7-8.
[2] Oemar Hamalik,
Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2006,
78-79.
[3] Ibid…81.
[4] Ibid…81-82.
[5] Husaini Usman,
Manajemen Teori Praktik & Riser Pendidikan, Jakarta, Bumi Aksara,
2008, 574.
[6] Sudarwan Danim, Visi Baru
Manajemen Sekolah dari Unit Birokrasi Ke Lembaga Akademik, Jakarta, PT Bumi
Aksara, 2007, 28.
[7] Zubaedi, Pendidikan
Berbasis Masyarakat, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2005, 140-141.
[8] Hasbullah, Sejarah
Pendidikan Islam Di Indonesia, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2001,
138.
[9] http://informasilive.blogspot.com/2013/05/pentingnya-manajemen-dalam-pengelolaan.html, diakses pada
hari Jum’at, tanggal 21 maret 2014, pukul 21.00 WIB.
[10] Mulyasa, Manajemen
Berbasis Sekolah, Bandung, PT.Remaja Rosdakarya, 2005, 29-30.
[11] Husaini Usman,
Manajemen Teori Praktik & Riser Pendidikan…579.
[12] Zubaedi, Pendidikan
Berbasis Masyarakat …156.
izin share, ya, kak :-)
BalasHapusTitanium Tube | baojititanium.blogspot.com
BalasHapusThe ultimate guide 진주 출장마사지 to stainless steel, 안양 출장안마 stainless titanium tubing steel, titanium tube construction. Check out our new model here. Also, 청주 출장마사지 check out 서울특별 출장마사지 our complete