Jumat, 24 Mei 2013

surat Ar-Ruum ayat 20-25 (Ketuhanan)



BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah
Sungguh Allah tidaklah menciptakan jin dan manusia di muka bumi ini yaitu kecuali untuk mengabdi kepadanya dengan menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Dan telah banyak bukti yang menunjukkan akan kekuasaa-Nya namun sedikit sekali bagi hambanya yang berbakti kepadanya dikarenakan mereka lalai akan kenikmatan duniawi mereka, padahal apabila mereka mengetahui akan kenikmatan yang hakiki itu sungguh mereka tidaklah akan melakukan seperti yang mereka lakukan saat ini. Di ayat lain Allah juga mengatakan bahwa barang siapa yang menghendaki akan kenikmatan di dunia ini maka Allah sungguh akan memberikannya, dan bagi siapa pula yang menghendaki akan kenikmatan di akhirat kelak maka sungguh Allah akan benar-benar membalasnya.
Namun dalam makalah ini kami akan membahas tentang firman Allah yang menunjukkan bukti-bukti akan kebesaranNya yaitu Al-Qur’an surat Ar-ruum ayat 20-25 dan diantara kebesarannya yaitu Ia menciptakan kita dari sari pati tanah kemudian dijadikan sesosok mahluk yang disebut Al-insan (manusia) yang terus berkembang biak dikemudian hari. Dan Ia menciptakan manusia dengan berpasang-pasangan, berbeda ras, bahasa, warna kulit, dan lain-lain yaitu agar manusia itu saling berkenalan. Iapun menciptakan malam untuk beristirahat dan sian untuk mencari nafkah kemudian Ia menurunkan air hujan dari langit ke bumi ini untuk kehidupan mahluk-mahluknya. Namun sedikit sekali bagi mereka yang mengetahui dan mensyukurinya, sehingga apabila kita melihat realita yang ada disekitar kita saat ini seperti gempa bumi, sunami, gunung meletus, kelaparan, dan lain-lain. Mungkin itu merupakan salah satu dari balasan Allah kepada kaumnya yang tidak mensyukuri akan nikmatNya Wallahu a’lamu bisshowabi.
Banyak orang mengatakan bahwa bukti kekuasaan Allah seperti Ia menurunkan air hujan di bumi ini itu hanya kebetulan semata dan sudah menjadi faktor alam padahal itu semua telah ada yang mengaturnya yaitu Allah SWT. Oleh karena itu dengan terselesainya makalah ini kami berharap semoga dapat dijadikan sebagai bahan renungan bagi kita untuk mengintrospeksi diri supaya kedepannya dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya, amin.
Rumusan Masalah
1.         Bagaimana bunyi Surat Ar-Ruum Ayat 20-25?
2.         Bagaimana terjemah Surat Ar-Ruum Ayat 20-25?
3.         Bagaimana makna lughoh Surat Ar-Ruum Ayat 20-25?
4.         Bagaimana asbabun nuzul Surat Ar-Ruum Ayat 20-25?
5.         Bagaimana munasabah Surat Ar-Ruum Ayat 20-25?
6.         Bagaimana makna ijmali Surat Ar-Ruum Ayat 20-25?
7.         Bagaimana makna tafshili Surat Ar-Ruum Ayat 20-25?
8.         Bagaimana Al-‘ibrah Surat Ar-Ruum Ayat 20-25?
9.         Bagaimana An-Natijah Surat Ar-Ruum Ayat 20-25?

Tujuan Pembahasan Masalah
1.      Untuk mengetahui bunyi Surat Ar-Ruum Ayat 20-25.
2.      Untuk mengetahui terjemahan Surat Ar-Ruum Ayat 20-25.
3.      Untuk mengetahui makna lughoh Surat Ar-Ruum Ayat 20-25.
4.      Untuk mengetahui asbabun nuzul Surat Ar-Ruum Ayat 20-25.
5.      Untuk mengetahui munasabah Surat Ar-Ruum Ayat 20-25.
6.      Untuk mengetahui makna ijmali Surat Ar-Ruum Ayat 20-25.
7.      Untuk mengetahui makna tafshili Surat Ar-Ruum Ayat 20-25.
8.      Untuk mengetahui Al-‘ibrah Surat Ar-Ruum Ayat 20-25.
9.      Untuk mengetahui An-Natijah Surat Ar-Ruum Ayat 20-25.

Batasan Masalah
Dalam makalah ini kami hanya membahas surat Ar-Ruum ayat 20-25. Kami membatasi pembahasan hanya mengenai makna lughoh, asbabun nuzul, munasabah, makna ijmali dan tafshili. Dengan demikian Kami berharap pembahasan kami terfokus pada tema tersebut.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Surat Ar-Ruum Ayat 20-25

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ إِذَا أَنْتُمْ بَشَرٌ تَنْتَشِرُونَ (٢٠) وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (٢١) وَمِنْ آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاخْتِلافُ أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَانِكُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِلْعَالِمِينَ (٢٢) وَمِنْ آيَاتِهِ مَنَامُكُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَابْتِغَاؤُكُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ (٢٣) وَمِنْ آيَاتِهِ يُرِيكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَطَمَعًا وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَيُحْيِي بِهِ الأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ (٢٤) وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ تَقُومَ السَّمَاءُ وَالأرْضُ بِأَمْرِهِ ثُمَّ إِذَا دَعَاكُمْ دَعْوَةً مِنَ الأرْضِ إِذَا أَنْتُمْ تَخْرُجُونَ [1](٢٥)
B.       Terjemah Surat Ar-Ruum Ayat 20-25
1.      Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak.
2.      Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
3.      Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.
4.      Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.
5.      Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya.
6.      Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan iradat-Nya. Kemudian apabila Dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi, seketika itu (juga) kamu keluar (dari kubur).[2]

C.    Makna Lughoh
تُرَ اب                               manusia diciptakan Allah dari tanah
ٲَزْوٰجًا                               istri-istri
مٓوَ دَّ ةً                      rasa kasih
وَرَحْمَة                              rasa sayang
أَلْسِنَتِكُمْ َ                             bahasa
أَلْوَنِكُمْ                                warna kulit
وَابْتِغَاٶُكُمْ                           dan usaha kamu semua
الْبَرْقَ                                kilat


D.       Asbabun Nuzul
Dalam Al-Quran dan Tafsirnya, Surat Ar-Rum yang berarti Bangsa Romawi. Surat ini terdiri atas 60 ayat, dan termasuk pada golongan Makkiyah. Dinamakan Ar-Rum karena pada surat ini terdapat pemberitaan bangsa Romawi yang mulanya dikalahkan oleh bangsa Persia, tetapi setelah beberapa tahun kemudian kerajaan Ar-Rum dapat menuntut bebas dan mengalahkan kerajaan Persia kembali. Ini adalah salah satu dari mukjizat Al-Quran yaitu memberitakan hal-hal yang akan terjadi di masa yang akan datang. Dan juga sebagai isyarat bahwa kaum muslimin yang demikian lemahnya di waktu itu akan memenangi peperangan dengan kaum musyrikin.[3]

E.       Munasabah
Pada surat Ar-Ruum, Allah menciptakan langit dan bumi beserta isi-Nya dari berbagai golongan. Pada surat Al-Luqman Allah memperlihatkan kebesarannya menciptakan langit dan bumi beserta isi-Nya supaya mengembagkan apa yang ada di dalam-Nya (langit dan bumi).
Pada surat Ar-Ruum, Allah menciptakan bahasa dan bangsa yang beragam, memberikan nikmat kepada makhluk-Nya (tidur malam dan siang). Pada surat Al-Luqman Allah memberikan kenikmatan bagi makhluk-Nya ketika dia mengerjakan perintah dan menjahui larangan-Nya. Akhirnya kita mendapat kebahagiaan yang abadi yaitu surga.

F.        Makna Ijmali
Surat Ar-Ruum ayat 20. Pada ayat ini menunjukkan bahwa Allah telah menciptakan manusia dari tanah, kemudian dia ciptakan kita (menjadi) manusia, dan berkecuali yang baik didunia ini atau memiliki banyak keturunan atas semua yang ia miliki.
Pada ayat 21, Allah setelah menciptakan mahluknya ternyata tidak sebatas itu saja, tetapi Allah menciptakan mahluknya berpasang-pasangan. Agar manusia itu cenderung dan dapat merasakan tentram kepadanya (pasangan hidup atau lawan jenis) diantara rasa kasih sayang, dan sungguh itu suatu tanda kebesarannya, bagi mahluk yang beriman.
Pada ayat 22, diantara kebesaran-Nya ialah menciptakan langit dan bumi, menjadi kan atau menciptakan bahasa dan bangsa yang berbeda pula.
Pada ayat 23, diantara kebesaran-Nya dialah telah menurunkan juga nikmat kepada mahluknya tidur malam dan siang hari, dan menurunkan rizki kepada mereka supaya mahluknya berusaha untuk mencari nafkah atau karunianya.
Pada ayat 24, diantara kebesaran-Nya, Allah juga memperlihatkan ciptaannya juga yang lain (kilat) kepada mahluknya supaya mereka merasa takut akan Allah, dan memberikan harapan kepada mahluknya, berupa (hujan) dan menghujankan kembali bumi yang sudah kering.
Pada ayat 25, Allah menciptakan bumi dan langit dengan kehendak-Nya dan apabila ia menjadikan hari itu kiamat (pembangkitan) maka tidak ada satupun yang bisa mengingkarinya.[4]

G.      Makna Tafshili (Makna Tafsir)
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ إِذَا أَنْتُمْ بَشَرٌ تَنْتَشِرُونَ (٢٠)
Ayat ini menunjukkan keagungan dan kesempurnaan qudrat Allah swt. Pada ayat ini Allah menegaskan bahwa manusia diciptakan dari saripati tanah, kemudian berubah menjadi mani, kemudian berubah menjadi lempengan-lempengan darah, kemudian berubah menjadi lempengan-lembengan daging, kemudian Allah menciptakan tulang dan membentuknya sesuai bentuk manusia, dan membungkus tulang tersebut dengan daging. Kemudian Allah meniupkan ruh, maka bayi pun bisa melihat dan bisa mendengar. Kemudia dia keluar dari rahim ibunya dalam keadaan kecil, tidak punya kekuatan dan sedikit bergerak. Kemudian seiring bertambahnya umur maka semakin kuat dan ruang geraknya semakin luas, sehingga mampu membangun kota, melakukan perjalanan di atas jagat raya ini, menaklukan lautan, mengelilingi dunia, berusaha dan mengumpulkan harta. Mereka diberi akal pikiran dan semangat, pemikiran dan ilmu, menciptakan manusia dengan segala kelebihannya.[5]
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (٢١)
Tinggi dan berat badan seseorang baik laki-laki maupun perempuan merupakan kuantitas material, pertumbuhannya juga dapat dipengaruhi oleh upaya-upaya material, seperti peningkatan kualitas makanan dan keteraturan olahraga. Selain aspek material, manusia juga mempunyai aspek lain seperti kecenderungan, perasaan tentram, dan kasih sayang antara lawan jenis laki-laki dan perempuan.[6] Dari sebagian tanda kekuasaan Allah adalah Allah menciptakan pasangan bagi manusia dari jenis manusia juga, bukan dari jenis jin atau hewan lain, karena jika Allah menciptakan pasangan dari jin atau hewan lain tentu tidak akan ada rasa tertarik diantara keduanya, tetapi justru akan saling menjauhi. Selain Allah menciptakan pasangan dari jenis manusia, Allah juga menciptakan mawaddah, yaitu rasa cinta dan rasa sayang (rasa kasih), karena seorang laki-laki menikahi perempuan bisa karena rasa cinta kepadanya, sayang kepadanya karena memiliki anak darinya atau karena sang istri membutuhkan suami untuk biaya kehidupan, atau karena senang kepadanya. Hal ini tentu saja merupakan tanda kekuasaan Allah yang sangat agung bagi orang-orang yang berpikir.[7]
وَمِنْ آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاخْتِلافُ أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَانِكُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِلْعَالِمِينَ (٢٢)
Dari sebagian tanda kekuasaan Allah adalah penciptaan langit yang tinggi dan luas, berbagai material yang ada di langit, dan bintang-bintangnya baik yang diam maupun yang berjalan. Allah juga menciptakan bumi yang direndahkan dan besar serta material yang ada di atasnya seperti gunung-gunung yang kokoh, lautan, daratan, hewan dan pohon-pohon. Allah juga telah menciptakan manusia dengan bahasa dan warna kulit yang berbeda-beda pada setiap daerahnya. Hal ini merupakan tanda kekuasaan Allah bagi manusia sebagai makhluk yang memiliki akal.[8]


وَمِنْ آيَاتِهِ مَنَامُكُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَابْتِغَاؤُكُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ (٢٣)
Dari sebagian tanda kekuasaan Allah adalah Allah menidurkan kalian pada waktu malam dan siang agar kalian istirahat dan sedikit bergerak sehingga hilang rasa jemu dan cape. Allah juga menjadikan kalian menyebar dan melakukan berbagai pekerjaan dan perjalanan pada siang hari untuk mencari karunia Allah sebagai sumber kehidupan. Semua ini merupakan tanda kekuasaan Allah bagi kaum-kaum yang mendengar.[9]
وَمِنْ آيَاتِهِ يُرِيكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَطَمَعًا وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَيُحْيِي بِهِ الأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ (٢٤)
Diantara tanda kekuasaan Allah adalah Allah menciptakan kilat yang dapat menimbulkan rasa takut dan harapan, takut akan hujan yang bisa menghancurkan kehidupan, berharap hujan yang bisa membawa berkah bagi kehidupan, kemudian Allah menghidupkan kembali tumbuh-tumbuhan yang ada di bumi setelah ia sebelumnya mati dan tidak ada tumbuh-tumbuhan. Hal ini menunjukkan bahwa menghidupkan kembali yang sudah mati kelak setelah hari kiamat, bagi Allah adalah mudah, dan ini menjadi tanda kekuasaan Allah bagi kaum-kaum yang berakal.[10]
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ تَقُومَ السَّمَاءُ وَالأرْضُ بِأَمْرِهِ ثُمَّ إِذَا دَعَاكُمْ دَعْوَةً مِنَ الأرْضِ إِذَا أَنْتُمْ تَخْرُجُونَ (٢٥)
Dari sebagian tanda kekuasaan Allah adalah berdirinya langit dan bumi atas kehendak Allah, kemudian jika kiamat terjadi maka bumi akan diganti dengan bumi yang lain, begitu juga langit, kemudian Allah memanggil manusia dan atas kehendak Allah, manusia pun keluar dari kuburnya maka mereka menjawab dengan memuji Allah dan mereka menyangka tidak akan tinggal kecuali sebentar.[11]

H.       Al-‘ibrah (Pelajaran Yang Dapat Diambil)
Pelajaran yang dapat menjadi pelajaran dari surat Ar-Ruum ayat 20-25, yaitu:
a.    Dengan adanya tanda-tanda kebesaran Allah maka sampaila manusia kepada kesimpulan tentang pasti adanya maha pencipta, maha pengatur, maha bijaksana, maha perkasa disertai maha pengasi dan maha penyayang.
b.    Dengan adanya tanda-tanda kebesaran Allah atau bukti-bukti adanya tuhan ialah untuk menyarankan manusia bahwa dia mempunyai akal dan fikiran dan lain lain.

I.          An-Natijah (Kesimpulan)
Keimanan: Bukti-bukti atas kerasulan Nabi Muhammad saw dengan memberitahukan kepadanya hal yang gaib seperti halnya ramalan menangnya kembali bangsa Romawi atas kerajaan Persia; bukti-bukti ke-Esaan Allah swt yang terdapat pada alam sebagai makhluk ciptaan-Nya dan kejadian-kejadian pada alam itu sendiri; bukti-bukti atas kebenaran adanya hari kebangkitan; contoh-contoh dan perumpamaan yang menjelaskan bahwa berhala-berhala dan sembahan-sembahan itu tidak akan dapat menolong dan memberi manfaat kepada penyembah-penyembahnya sedikitpun.
Hukum-hukum: Kewajiban untuk menyembah Allah swt dan mengakui ke-EsaanNya karena hal itu sesuai dengan fitrah manusia; kewajiban berdakwah; kewajiban memberi nafkah kepada kaum kerabat, fakir miskin, musafir dan sebagainya; larangan untuk mengikuti orang musyrik; hukum riba.
Kisah-kisah: Pemberitaan tentang bangsa Romawi sebagai suatu umat yang beragama walaupun dikalahkan pada mulanya oleh kerajaan Persia yang menyembah api akhirnya dapat menang kembali.
Dan lain-lain: Manusia pada umumnya bersifat gembira dan bangga apabila mendapat nikmat dan berputus asa apabila ditimpa dengan musibah, kecuali orang- orang yang beriman; kewajiban rasul hanya menyampaikan dakwah; kejadian-kejadian yang dialami oleh umat-umat yang terdahulu patut menjadi i'tibar dan pelajaran bagi ummat yang kemudian.




























BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1.      Keimanan: Bukti-bukti atas kerasulan Nabi Muhammad saw dengan memberitahukan kepadanya hal yang gaib seperti halnya ramalan menangnya kembali bangsa Romawi atas kerajaan Persia; bukti-bukti ke-Esaan Allah swt yang terdapat pada alam sebagai makhluk ciptaan-Nya dan kejadian-kejadian pada alam itu sendiri; bukti-bukti atas kebenaran adanya hari kebangkitan; contoh-contoh dan perumpamaan yang menjelaskan bahwa berhala-berhala dan sembahan-sembahan itu tidak akan dapat menolong dan memberi manfaat kepada penyembah-penyembahnya sedikitpun.
2.      Hukum-hukum: Kewajiban untuk menyembah Allah swt dan mengakui ke-EsaanNya karena hal itu sesuai dengan fitrah manusia; kewajiban berdakwah; kewajiban memberi nafkah kepada kaum kerabat, fakir miskin, musafir dan sebagainya; larangan untuk mengikuti orang musyrik; hukum riba.
3.      Kisah-kisah: Pemberitaan tentang bangsa Romawi sebagai suatu umat yang beragama walaupun dikalahkan pada mulanya oleh kerajaan Persia yang menyembah api akhirnya dapat menang kembali.
4.      Dan lain-lain: Manusia pada umumnya bersifat gembira dan bangga apabila mendapat nikmat dan berputus asa apabila ditimpa dengan musibah, kecuali orang- orang yang beriman; kewajiban rasul hanya menyampaikan dakwah; kejadian-kejadian yang dialami oleh umat-umat yang terdahulu patut menjadi i'tibar dan pelajaran bagi ummat yang kemudian.








Saran
1.      Untuk para pendidik sebaiknya lebih bisa mengenali berbagai macam perubahan yang terjadi dalam lingkungan social yang dapat mempengaruhi kualitas peserta didik.
2.      Untuk para calon pendidik sebaiknya selalu mampu mengikuti perkembangan dan perubahan yang terjadi pada lingkungan social sehingga dapat mengenali berbagai macam hal yang dapat meningkatkan kemampuan peserta didik seiring dengan berkembangnya zaman.
3.      Untuk peserta didik sebaiknya mampu meningkatkan pengetahuan yang mendukung perubahan positif dalam proses pendidikan.




























DAFTAR RUJUKAN

Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al-Qur’an, Yayasan, Al Qur’an Dan Terjemahannya. 1971. Jakarta. Kementerian Agama.
Purwanto, Agus, Ayat-Ayat Semesta, Sisi-Sisi Al –Qur’an Yang Terlupakan. 2009. Bandung. Mizan Media Utama.
Quthb, Sayyid, Tafsir Fi Zhilalil-Qur’an. Jilid 17. 2004. Jakarta. GEMA INSANI.
http://wujudkanlahmimpimu.blogspot.com/.../menggali-kan..diakses pada tanggal 22 Mei 2013, pada pukul 20.30.





[1] Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al-Qur’an, Al Qur’an Dan Terjemahannya, (Jakarta : Kementerian Agama, 1971), 644.
[2] Ibid,.
[3] http://wujudkanlahmimpimu.blogspot.com/.../menggali-kan..diakses pada tanggal 22 Mei 2013, pada pukul 20.30.
[6] Agus Purwanto, Ayat-Ayat Semesta, Sisi-Sisi Al –Qur’an Yang Terlupakan, (Bandung: Mizan Media Utama, 2009, 189.
[7] Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil-Qur’an. Jilid 17, (Jakarta: GEMA INSANI, 2004), 206.
[8] Ibid,.
[9] Ibid,.
[10]Ibid, 208.

sosiologi pendidikan islam



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
            Pendidikan sangat berpengaruh dalam proses pembaharuan masyarakat, karena pendidikan mempunyai peranan terhadap penemuan konsep menuju masyarakat yang maju. Selain itu masyarakat juga berpengaruh terhadap pendidikan, karena masyarakat memberikan dukungannya terhadap proses berlangsungnya pendidikan tersebut.
            Pendidikan berkenaan dengan pembaharuan masyarakat, karena pendidikan telah menghasilkan konsep- konsep pembaharuan masyarakat. Sebaliknya pendidikan juga dipengaruhi oleh pembaharuan masyarakat, karena dengan adanya pembaharuan masyarakat maka kurikulum pada proses pendidikan mengalami perkembangan dan perubahan.[1]
Antara sekolah dan masyarakat terjadi hubungan timbal balik. Sekolah memberi manfaat kepada masyarakat dan masyarakat memberikan dukungannya kepada sekolah. Hubungan tersebut jelas memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.[2]
Pendidikan sangat bermanfaat bagi masyarakat, diantaranya sebagai transmisi budaya, meningkatkan kemampuan bermasyarakat, mengadakan seleksi tenaga kerja melalui pendidikan itu sendiri, dan mengembangkan kepribadian.[3]
1
            Dalam suatu lembaga pendidikan guru memiliki peranan yang besar dan strategis dalam sebuah pendidikan. Hal ini dikarenakan gurulah yang berada di barisan terdepan dalam pelaksanaan pendidikan. Selain sebagai pengajar di sekolah, guru juga berperan penting dalam kehidupan masyarakat.[4]
            Melalui makalah ini Kami akan membahas lebih lanjut mengenai pendidikan dan pembaharuan masyarakat, hubungan antara pendidikan dan masyarakat, manfaat pendidikan bagi masyarakat dan peran guru dalam sekolah dan masyarakat.

B.    Rumusan Masalah
1.      Bagaimana yang dimaksud pendidikan dan pembaharuan masyarakat?
2.      Bagaimana hubungan antara sekolah dan masyarakat?
3.      Bagaimana manfaat pendidikan bagi masyarakat?
4.      Bagaimana peran guru dalam sekolah?
5.      Bagaimana peran guru dalam masyarakat?

C.    Tujuan Pembahasan Masalah
1.      Untuk mengetahui pendidikan dan pembaharuan masyarakat.
2.      Untuk mengetahui hubungan antara sekolah dan masyarakat.
3.      Untuk mengetahui manfaat pendidikan masyarakat.
4.      Untuk mengetahui peran guru dalam sekolah.
5.      Untuk mengetahui peran guru dalam masyarakat.

D.    Batasan Masalah
            Dalam makalah ini, Kami membatasi pembahasan hanya mengenai pendidikan dan pembaharuan masyarakat, hubungan antara sekolah dan masyarakat, manfaat pendidikan bagi masyarakat, peran guru dalam sekolah dan peran guru dalam masyarakat.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pendidikan dan Pembaharuan Masyarakat
Pendidikan dalam arti luas menurut Mudyahardjo adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu. Sedangkan dalam arti sempit adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.[5]
            Masyarakat secara umum adalah kelompok sosial antar manusia yang tinggal di suatu tempat, mempunyai tujuan tertentu dan mempunyai norma yang ia sepakati bersama.[6]
            Pendidikan berkenaan dengan pembaharuan masyarakat, karena pendidikan telah menghasilkan konsep- konsep pembaharuan masyarakat. Sebaliknya pendidikan juga dipengaruhi oleh pembaharuan masyarakat, karena dengan adanya pembaharuan masyarakat maka kurikulum pada proses pendidikan mengalami perkembangan dan perubahan.[7]
Para pendidik menaruh kepercayaan yang besar sekali akan kekuasaan pendidikan dalam membentuk masyarakat baru. Oleh karena itu setiap anak diharapkan memasuki sekolah dan dapat diberikan ide-ide baru tentang pembaharuan tata kehidupan masyarakat, agar menjadi masyarakat yang lebih baik.[8]
            Pendidikan atau sekolah dapat membawa pengaruh positif terhadap perkembangan dan pembaharuan masyarakat. Antara lain:[9]
1.     
3
Mencerdaskan kehidupan bangsa.
2.      Membawa pembaharuan bagi perkembangan masyarakat.
3.      Melahirkan warga masyarakat yang siap dan terbekali bagi kepentingan kerja di lingkungn masyarakat.
4.      Melahirkan sikap positif bagi warga masyarakat, sehingga tercipta hubungan sosial yang harmonis di tengah-tengah masyarakat.
Sebagian besar masyarakat Indonesia sekarang sudah sadar akan pentingnya pendidikan, karena mereka sudah mengetahui banyak manfaat dari pendidikan. Oleh karena itu pendidikan saat ini mendapat dukungan dari masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari peran masyarakat yang memberikan dukungannya dengan menyediakan para narasumber yang menguasai konsep tertentu yang bertugas di masyarakat. Misalnya petugas bendungan air, petugas listrik, seniman, pengrajin dan sebagainya. [10]
            Salah satu bentuk belajar di masyarakat adalah karyawisata. Dengan belajar di masyarakat, peserta didik dapat mengamati keadaan yang asli di alam terbuka dan dapat meningkatkan minat belajar mereka, serta dapat melihat dengan jelas manfaat pelajaran itu.[11]
            Masyarakat yang tidak lagi berada di bawah garis kemiskinan rata- rata berusaha untuk menyekolahkan anaknya setinggi mungkin. Karena mereka  beranggapan semakin tinggi ijazah yang diraih semakin cepat mendapat pekerjaan serta semakin besar gaji yang diterima.[12]

B.     Hubungan antara Sekolah dan Masyarakat
Sekolah merupakan salah satu lembaga masyarakat, di dalamnya terjadi interaksi antar warganya. Warga sekolah di antaranya guru, murid, tenaga administrasi, dan petugas sekolah lainnya.[13]
Antara sekolah dan masyarakat terjadi hubungan timbal balik. Sekolah memberi manfaat kepada masyarakat dan masyarakat memberikan dukungannya kepada sekolah. Hubungan tersebut jelas memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.[14]
Sebagai bagian dari masyarakat sekolah harus membina hubungan yang baik dengan masyarakat. Sekolah sebaiknya ikut berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat, agar meningkatkan hubungan yang erat dengan masyarakat. Akan tetapi sekolah juga harus ingat batas- batas kerja sama tersebut agar tidak mengganggu tugas pokoknya sebagai lembaga pendidikan.[15]
Adapun bentuk partisipasi yang dapat ditempuh sekolah antara lain:[16]
1.      Mengadakan penyuluhan dan ceramah kepada masyarakat. Misalnya tentang agama, bahaya narkotika, pendidikan pemuda, dan pengenalan tentang pelaksanaan pendidikan di sekolah.
2.      Mengadakan bakti sosial. Misalnya kerja bakti, pengairan, dan kebersihan.
3.      Menjadi anggota pengurus organisasi lembaga ketahana desa maupun organisasi sosial lainnya.
Dalam menjalankan tugasnya, sekolah juga perlu memperhatikan hal- hal sebagai berikut:[17]
1.      Menyesuaikan kurikulum sekolah dengan kebutuhan mayarakat.
2.      Metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar harus mampu merangsang murid untuk lebih mengenal kehidupan nyata yang terjadi dalm masyarakat.
3.      Menumbuhkan sikap pada murid untuk belajar dan bekerja dari kehidupan sekitarnya.
4.      Sekolah seharusnya dapat mengembangkan masyarakat dengan cara mengadakan pembaharuan tata kehidupan masyarakat.

C.     Manfaat Pendidikan Bagi Masyarakat
Beberapa ahli menulis tentang manfaat pendidikan bagi masyarakat. Antara lain sebagai kunci bagi pemecahan masalah- masalah sosial, sebagai alat kontrol sosial.[18]
            Menurut Wuradji, pendidikan berfungsi sebagai berikut: Pertama, sebagai lembaga konservasi yang mencakup fungsi kontrol sosial, dan pelestari budaya, Kedua, sebagai  perubah sosial yang meliputi reproduksi budaya, meningkatkan kemampuan menganalisis secara kritis dan memodifikasi ekonomi masyarakat.[19]
            Sedangkan menurut Broom, fungsi pendidikan antara lain: sebagai transmisi budaya, meningkatkan kemampuan bermasyarakat, mengadakan seleksi tenaga kerja melalui pendidikan itu sendiri, dan mengembangkan kepribadian.[20]
            Dari beberapa pendapat ahli di atas, maka manfaat pendidikan bagi masyarakat adalah sebagai berikut:[21]
1.      Sebagai transmisi atau pelestari budaya.
2.      Meningkatkan integrasi sosial.
3.      Sebagai seleksi tenaga kerja.
4.      Meningkatkan kemampuan menganalisis secara kritis, melalui pelajaran ilmu, dan teknologi.
5.      Pendidikan membuat masyarakat menjadi warga negara yang baik, yaitu mengetahui kewajiban dan haknya.
Di dalam Tap MPR No. IV /MPR /198 ditegaskan bahwa tujuan pendidikan berdasarkan Pancasila antara lain: Pertama, meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan YME, kecerdasan, dan ketrampilan. Kedua, mempertinggi budi pekerti. Ketiga, memperkuat kepribadian. Keempat, mempertebal semangat kebangsaan .[22]
Berdasarkan rumusan di atas, maka fungsi dan peran sekolah terhadap masyarakat ialah:[23]
1.      Meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan YME.
2.      Meningkatkan kecerdasan.
3.      Meningkatkan ketrampilan dan mempersiapkan tenaga terampil.
4.      Melestarikan nilai- nilai yang terpuji dalam masyarakat.
5.      Mempertebal semangat kebangsaan.
6.      Menghasilkan penemuan- penemuan sebagai konsep pembaharuan masyarakat.

D.    Peran Guru dalam Sekolah
Menurut Muhibbin Syah, Guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa merupakan sosok yang sangat berwibawa yang sering kali menjadi panutan bagi masyarakat. Kata guru dalam bahasa Arab disebut Mu’allim dan dalam bahasa Inggris guru disebut dengan teacher yang memiliki arti A person whose occupation is teaching others, yaitu seseorang yang pekerjaannya mengajar orang lain.[24]
 Guru Berkedudukan sebagai Profesional Dalam ilmu sosiologi, kita biasa menemukan dua istilah yang akan selalu berkaitan, yakni status (kedudukan) dan peran sosial di dalam masyarakat. Status biasanya didefinisikan sebagai suatu peringkat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok atau posisi suatu kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lain. Sedangkan peran merupakan sebuah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang memiliki suatu status tertentu tersebut.[25]
Menurut Muhammad Athiyah al-Abrasyi, Sekolah atau madrasah adalah lembaga pendidikan yang penting. Sekolah berfungsi untuk membantu keluarga menanamkan nila-nilai pendidikan kepada anak-anak yang berhubungan dengan sikap dan kepribadian yang mulia serta pikiran yang cerdas, sehingga nantinya akan menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat sesuai dengan tuntutan dan tata laku masyarakat yang berlaku seiring dengan tujuan pendidikan seumur hidup.[26]
Guru sebagai pendidik profesional untuk memberikan ilmu pengetahuan, ketrampilan, jiwa tolong menolong dan jiwa beragama dan lain-lain sebagainya. Jadi, tugas yang dilakukan guru di sekolah merupakan pelimpahan sebagian tanggung jawab orang tua sebagai kelanjutan dari pendidikan dalam keluarga. Guru bukanlah hanya mendidik kemampuan membaca, menulis, berhitung dan sebagainya tetapi lebih dari pada itu yakni menanamkan sikap individu dan nilai-nilai pendidikan lainnya yang sesuai dengan tuntunan masyarakat. Suatu sekolah tidak akan mampu berbuat apa-apa sesuai dengan yang diharapkan oleh bangsa dan Negara, kecuali memiliki persiapan-persiapan, sarana dan guru yang cukup memadahi yakni mempunyai kemampuan, kemauan dan bakat untuk mendidik dan mengajar sehingga terpenuhi tuntunan keluarga dan masyarakat terutama dengan cara yang terpuji dan sopan santun yang ada dalam kehidupan lingkungan keluarga dan masyarakat. Atas dasar rasa tanggung jawab yang harus dilaksanakan seorang guru, maka ia dituntut memiliki kepribadian yang dapat dijadikan contoh tauladan oleh anak-anak di sekolah.[27]
Peran guru dalam sekolah dapat disimpulkan menjadi tiga bagian, yaitu :[28]
  1. Sebagai pengajar (intruksional) yang bertugas merencanakan program pengajaran dan melaksanakan program yang telah disusun serta mengakhiri dengan pelaksanaan penilaian setelah program dilakukan.
  2. Sebagai pendidik (educator) yang mengarahkan anak didik (siswa) pada tingkat kedewasaan yang berkepribadian insan kamil seiring dengan tujuan Allah swt menciptakannya.
  3. Sebagai pemimpin (managerial) yang memimpin, mengendalikan diri sendiri, anak didik, dan masyarakat yang terkait, yang menyangkut upaya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan, dan partisipasi atas program yang dilakukan.


E.     Peran Guru dalam Masyarakat
Masyarakat adalah sebagai kumpulan individu dan kelompok yang diikat oleh kesatuan budaya, agama dan pengalaman-pengalaman yang sama serta memiliki sejumlah penyesuaian dalam ikut memikul tanggung jawab pendidikan secara bersama-sama.[29]
Menurut Sjahminan Zaini, peran guru dalam masyarakat, yaitu :
  1. Ikut menciptakan suatu sistem pendidikan dalam masyarakat sehingga mendorong masing-masing anggota masyarakat untuk mendidik dirinya sendiri agar bersedia mendidik anggota masyarakat lainnya.
  2. Ikut serta memikul tanggung jawab untuk membina dan meningkatkan pendidikan masyarakat dengan menagajak kepada yang maruf dan mencegah dari yang mungkar.
Dalam tatanan masyarakat, guru juga memiliki peranan. Didalam kepustakaan, peranan guru dapat dibedakan menjadi dua aliran, yaitu :
1.      Preskriptif, menekankan pada peranan guru tiada henti yang masih abstrak untuk diketahui kapan hal itu berakhir.
2.      Deskriptif, guru dikonsepsikan secara pasif, dalam arti guru memberi respons kepada struktur sosial  dan tidak secara aktif menyumbang kepada pembangunan struktur itu sendiri.[30]























BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Pertama, pendidikan berkenaan dengan pembaharuan masyarakat, karena pendidikan telah menghasilkan konsep- konsep pembaharuan masyarakat. Sebaliknya pendidikan juga dipengaruhi oleh pembaharuan masyarakat, karena dengan adanya pembaharuan masyarakat maka kurikulum pada proses pendidikan mengalami perkembangan dan perubahan.
Kedua, antara sekolah dan masyarakat terjadi hubungan timbal balik. Sekolah memberi manfaat kepada masyarakat dan masyarakat memberikan dukungannya kepada sekolah. Hubungan tersebut jelas memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.
Ketiga, manfaat pendidikan bagi masyarakat adalah sebagai berikut: Sebagai transmisi atau pelestari budaya, meningkatkan integrasi sosial, sebagai seleksi tenaga kerja, meningkatkan kemampuan menganalisis secara kritis, melalui pelajaran ilmu, dan teknologi, dan membuat masyarakat menjadi warga negara yang baik, yaitu mengetahui kewajiban dan haknya.
Keempat, Peran guru dalam sekolah dapat disimpulkan menjadi tiga bagian, yaitu Sebagai pengajar (intruksional), Sebagai pendidik (educator), Sebagai pemimpin (managerial).
Kelima, Peran guru dalam masyarakat, yaitu Ikut menciptakan suatu sistem pendidikan dalam masyarakat, ikut serta memikul tanggung jawab untuk membina dan meningkatkan pendidikan masyarakat.



11
 

B.     Saran
1.      Untuk para pendidik sebaiknya lebih bisa mengenali berbagai macam perubahan yang terjadi dalam lingkungan sosial yang dapat mempengaruhi kualitas peserta didik.
2.      Untuk para calon pendidik sebaiknya selalu mampu mengikuti perkembangan dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sosial sehingga dapat mengenali berbagai macam hal yang dapat meningktkan kemampuan peserta didik seiring dengan berkembangnya  zaman.
3.       Untuk peserta didik sebaiknya mampu meningkatkan pengetahuan yang mendukung perubahan positif  dalam proses pendidikan.

















DAFTAR RUJUKAN
            Ahmadi, Abu dan Uhbiyati, Nur. Ilmu Pendidikan. 2007. Jakarta. PT. Rineka Cipta.
            Djumransjah,dkk. Pendidikan Islam. 2007. Malang: UIN-Malang Press.
Maunah, Binti. Landasan Pendidikan. 2009. Yogyakarta. Teras.
Munardji, Ilmu Pendidikan Islam. 2004. Jakarta: PT. Bina Ilmu.
Pidarta, Made. Landasan Kependidikan. Jakarta. PT. Rineka Cipta.
http://siputro.com/2012/06/peran-penting-guru-dalam-masyarakat.html diakses tanggal 12 Maret 2013 pukul: 16:45 WIB.
http://matsapapila.blogspot.com/2008/01/peranan-guru_08.html  Diakses pada tanggal 20 Maret 2013, pada pukul 19.06 WIB.
http://zaim1979.blogspot.com/2008/04/upaya-meningkatkan-profesionalisme-guru.html  Diakses pada tanggal 20 Maret 2013, pada pukul 19.15 WIB.



13
 


[1] Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2007, 38.
[2] Made Pidarta, Landasan Kependidikan, …170.
[3] Broom dalam Made Pidarta, Landasan Kependidikan
[4] http://siputro.com/2012/06/peran-penting-guru-dalam-masyarakat.html diakses tanggal 12 Maret 2013 pukul: 16:45 WIB.
[5] Mudyahardjo dalam Binti Maunah, Landasan Pendidikan, Yogyakarta, Teras, 2009, 1-3.
[6] Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2007, 30.
[7]Ibid, 38.                                                                       
[9]Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, …35-36.
[10] Made Pidarta, Landasan Kependidikan, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 175.
[11] Ibid, 172.
[12] Ibid, 175.
[13] Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2007, 34.
[14] Made Pidarta, Landasan Kependidikan, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 170.
[15] Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2007, 31.
[16] Ibid, 31-32.                                                                           
[17] Ibid,  34-35.
[18] Zanti Arbi dalam Made Pidarta, Landasan Kependidikan, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 171.
[19] Wuradji dalam Made Pidarta, Landasan Kependidikan, …
[20] Broom dalam Made Pidarta, Landasan Kependidikan, …
[21] Made Pidarta, Landasan Kependidikan, …172.      
[22] Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2007, 37.
[23] Ibid, 37-38.
[24] http://matsapapila.blogspot.com/2008/01/peranan-guru_08.html.  Diakses pada tanggal 20 Maret 2013, pada pukul 19.06 WIB.
[25]http://zaim1979.blogspot.com/2008/04/upaya-meningkatkan-profesionalisme-guru.html. Diakses pada tanggal 20 Maret 2013, pada pukul 19.15 WIB.
[26] Djumransjah,dkk, Pendidikan Islam, (Malang: UIN-Malang Press, 2007), 93.
[27] Ibid, 95.
[28] Munardji, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bina Ilmu, 2004), 64.
[29] Djumransjah,dkk, Pendidikan Islam,…98.
[30] Djumransjah,dkk, Pendidikan Islam, (Malang: UIN-Malang Press, 2007), 99.