BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Sungguh Allah tidaklah
menciptakan jin dan manusia di muka bumi ini yaitu kecuali untuk mengabdi
kepadanya dengan menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala
larangannya. Dan telah banyak bukti yang menunjukkan akan kekuasaa-Nya namun
sedikit sekali bagi hambanya yang berbakti kepadanya dikarenakan mereka lalai
akan kenikmatan duniawi mereka, padahal apabila mereka mengetahui akan
kenikmatan yang hakiki itu sungguh mereka tidaklah akan melakukan seperti yang
mereka lakukan saat ini. Di ayat lain Allah juga mengatakan bahwa barang siapa
yang menghendaki akan kenikmatan di dunia ini maka Allah sungguh akan
memberikannya, dan bagi siapa pula yang menghendaki akan kenikmatan di akhirat
kelak maka sungguh Allah akan benar-benar membalasnya.
Namun dalam makalah ini kami akan
membahas tentang firman Allah yang menunjukkan bukti-bukti akan kebesaranNya
yaitu Al-Qur’an surat Ar-ruum ayat 20-25 dan diantara kebesarannya yaitu Ia
menciptakan kita dari sari pati tanah kemudian dijadikan sesosok mahluk yang
disebut Al-insan (manusia) yang terus berkembang biak dikemudian hari. Dan Ia
menciptakan manusia dengan berpasang-pasangan, berbeda ras, bahasa, warna
kulit, dan lain-lain yaitu agar manusia itu saling berkenalan. Iapun
menciptakan malam untuk beristirahat dan sian untuk mencari nafkah kemudian Ia
menurunkan air hujan dari langit ke bumi ini untuk kehidupan mahluk-mahluknya.
Namun sedikit sekali bagi mereka yang mengetahui dan mensyukurinya, sehingga
apabila kita melihat realita yang ada disekitar kita saat ini seperti gempa
bumi, sunami, gunung meletus, kelaparan, dan lain-lain. Mungkin itu merupakan
salah satu dari balasan Allah kepada kaumnya yang tidak mensyukuri akan
nikmatNya Wallahu a’lamu bisshowabi.
Banyak orang mengatakan bahwa
bukti kekuasaan Allah seperti Ia menurunkan air hujan di bumi ini itu hanya
kebetulan semata dan sudah menjadi faktor alam padahal itu semua telah ada yang
mengaturnya yaitu Allah SWT. Oleh karena itu dengan terselesainya makalah ini
kami berharap semoga dapat dijadikan sebagai bahan renungan bagi kita untuk
mengintrospeksi diri supaya kedepannya dapat menjadi lebih baik dari
sebelumnya, amin.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana
bunyi Surat Ar-Ruum Ayat 20-25?
2. Bagaimana
terjemah Surat Ar-Ruum Ayat 20-25?
3. Bagaimana
makna lughoh Surat Ar-Ruum Ayat 20-25?
4. Bagaimana
asbabun nuzul Surat Ar-Ruum Ayat 20-25?
5. Bagaimana
munasabah Surat Ar-Ruum Ayat 20-25?
6. Bagaimana
makna ijmali Surat Ar-Ruum Ayat 20-25?
7. Bagaimana
makna tafshili Surat Ar-Ruum Ayat 20-25?
8. Bagaimana
Al-‘ibrah Surat Ar-Ruum Ayat 20-25?
9. Bagaimana
An-Natijah Surat Ar-Ruum Ayat 20-25?
Tujuan Pembahasan Masalah
1. Untuk
mengetahui bunyi Surat Ar-Ruum Ayat 20-25.
2. Untuk
mengetahui terjemahan Surat Ar-Ruum Ayat 20-25.
3. Untuk
mengetahui makna lughoh Surat Ar-Ruum Ayat 20-25.
4. Untuk
mengetahui asbabun nuzul Surat Ar-Ruum Ayat 20-25.
5. Untuk
mengetahui munasabah Surat Ar-Ruum Ayat 20-25.
6. Untuk
mengetahui makna ijmali Surat Ar-Ruum Ayat 20-25.
7. Untuk
mengetahui makna tafshili Surat Ar-Ruum Ayat 20-25.
8. Untuk
mengetahui Al-‘ibrah Surat Ar-Ruum Ayat 20-25.
9. Untuk
mengetahui An-Natijah Surat Ar-Ruum Ayat 20-25.
Batasan Masalah
Dalam makalah ini kami hanya
membahas surat Ar-Ruum ayat 20-25. Kami membatasi pembahasan hanya mengenai
makna lughoh, asbabun nuzul, munasabah, makna ijmali dan tafshili. Dengan
demikian Kami berharap pembahasan kami terfokus pada tema tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
وَمِنْ
آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ إِذَا أَنْتُمْ بَشَرٌ تَنْتَشِرُونَ
(٢٠) وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا
لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي
ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (٢١) وَمِنْ آيَاتِهِ خَلْقُ
السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاخْتِلافُ أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَانِكُمْ إِنَّ فِي
ذَلِكَ لآيَاتٍ لِلْعَالِمِينَ (٢٢) وَمِنْ آيَاتِهِ مَنَامُكُمْ بِاللَّيْلِ
وَالنَّهَارِ وَابْتِغَاؤُكُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ
يَسْمَعُونَ (٢٣) وَمِنْ آيَاتِهِ يُرِيكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَطَمَعًا
وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَيُحْيِي بِهِ الأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا إِنَّ
فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ (٢٤) وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ تَقُومَ
السَّمَاءُ وَالأرْضُ بِأَمْرِهِ ثُمَّ إِذَا دَعَاكُمْ دَعْوَةً مِنَ الأرْضِ
إِذَا أَنْتُمْ تَخْرُجُونَ [1](٢٥)
B. Terjemah
Surat Ar-Ruum Ayat 20-25
1. Dan di antara tanda-tanda
kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu
(menjadi) manusia yang berkembang biak.
2. Dan
di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
3. Dan
di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan
berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.
4. Dan
di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari
dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.
5. Dan
di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk
(menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan hujan dari langit, lalu
menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan
akalnya.
6. Dan
di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan
iradat-Nya. Kemudian apabila Dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi,
seketika itu (juga) kamu keluar (dari kubur).[2]
C. Makna
Lughoh
تُرَ
اب manusia
diciptakan Allah dari tanah
ٲَزْوٰجًا istri-istri
مٓوَ
دَّ ةً rasa
kasih
وَرَحْمَة rasa
sayang
أَلْسِنَتِكُمْ
َ bahasa
أَلْوَنِكُمْ warna
kulit
وَابْتِغَاٶُكُمْ dan
usaha kamu semua
الْبَرْقَ kilat
D. Asbabun
Nuzul
Dalam Al-Quran dan Tafsirnya,
Surat Ar-Rum yang berarti Bangsa Romawi. Surat ini terdiri atas 60 ayat, dan
termasuk pada golongan Makkiyah. Dinamakan Ar-Rum karena pada surat ini
terdapat pemberitaan bangsa Romawi yang mulanya dikalahkan oleh bangsa Persia,
tetapi setelah beberapa tahun kemudian kerajaan Ar-Rum dapat menuntut bebas dan
mengalahkan kerajaan Persia kembali. Ini adalah salah satu dari mukjizat
Al-Quran yaitu memberitakan hal-hal yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Dan juga sebagai isyarat bahwa kaum muslimin yang demikian lemahnya di waktu
itu akan memenangi peperangan dengan kaum musyrikin.[3]
E. Munasabah
Pada surat Ar-Ruum, Allah
menciptakan langit dan bumi beserta isi-Nya dari berbagai golongan. Pada surat
Al-Luqman Allah memperlihatkan kebesarannya menciptakan langit dan bumi beserta
isi-Nya supaya mengembagkan apa yang ada di dalam-Nya (langit dan bumi).
Pada surat Ar-Ruum, Allah
menciptakan bahasa dan bangsa yang beragam, memberikan nikmat kepada
makhluk-Nya (tidur malam dan siang). Pada surat Al-Luqman Allah memberikan
kenikmatan bagi makhluk-Nya ketika dia mengerjakan perintah dan menjahui
larangan-Nya. Akhirnya kita mendapat kebahagiaan yang abadi yaitu surga.
F. Makna
Ijmali
Surat Ar-Ruum ayat 20. Pada ayat
ini menunjukkan bahwa Allah telah menciptakan manusia dari tanah, kemudian dia
ciptakan kita (menjadi) manusia, dan berkecuali yang baik didunia ini atau
memiliki banyak keturunan atas semua yang ia miliki.
Pada ayat 21, Allah setelah
menciptakan mahluknya ternyata tidak sebatas itu saja, tetapi Allah menciptakan
mahluknya berpasang-pasangan. Agar manusia itu cenderung dan dapat merasakan
tentram kepadanya (pasangan hidup atau lawan jenis) diantara rasa kasih sayang,
dan sungguh itu suatu tanda kebesarannya, bagi mahluk yang beriman.
Pada ayat 22, diantara
kebesaran-Nya ialah menciptakan langit dan bumi, menjadi kan atau menciptakan
bahasa dan bangsa yang berbeda pula.
Pada ayat 23, diantara
kebesaran-Nya dialah telah menurunkan juga nikmat kepada mahluknya tidur malam
dan siang hari, dan menurunkan rizki kepada mereka supaya mahluknya berusaha
untuk mencari nafkah atau karunianya.
Pada ayat 24, diantara
kebesaran-Nya, Allah juga memperlihatkan ciptaannya juga yang lain (kilat)
kepada mahluknya supaya mereka merasa takut akan Allah, dan memberikan harapan
kepada mahluknya, berupa (hujan) dan menghujankan kembali bumi yang sudah
kering.
Pada ayat 25, Allah menciptakan
bumi dan langit dengan kehendak-Nya dan apabila ia menjadikan hari itu kiamat
(pembangkitan) maka tidak ada satupun yang bisa mengingkarinya.[4]
G. Makna
Tafshili (Makna Tafsir)
وَمِنْ
آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَكُمْ مِنْ
تُرَابٍ ثُمَّ إِذَا أَنْتُمْ
بَشَرٌ تَنْتَشِرُونَ (٢٠)
Ayat ini menunjukkan keagungan
dan kesempurnaan qudrat Allah swt. Pada ayat ini Allah menegaskan bahwa manusia
diciptakan dari saripati tanah, kemudian berubah menjadi mani, kemudian berubah
menjadi lempengan-lempengan darah, kemudian berubah menjadi lempengan-lembengan
daging, kemudian Allah menciptakan tulang dan membentuknya sesuai bentuk
manusia, dan membungkus tulang tersebut dengan daging. Kemudian Allah meniupkan
ruh, maka bayi pun bisa melihat dan bisa mendengar. Kemudia dia keluar dari
rahim ibunya dalam keadaan kecil, tidak punya kekuatan dan sedikit bergerak.
Kemudian seiring bertambahnya umur maka semakin kuat dan ruang geraknya semakin
luas, sehingga mampu membangun kota, melakukan perjalanan di atas jagat raya
ini, menaklukan lautan, mengelilingi dunia, berusaha dan mengumpulkan harta.
Mereka diberi akal pikiran dan semangat, pemikiran dan ilmu, menciptakan
manusia dengan segala kelebihannya.[5]
وَمِنْ
آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ
مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ
لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (٢١)
Tinggi dan berat badan seseorang
baik laki-laki maupun perempuan merupakan kuantitas material, pertumbuhannya
juga dapat dipengaruhi oleh upaya-upaya material, seperti peningkatan kualitas
makanan dan keteraturan olahraga. Selain aspek material, manusia juga mempunyai
aspek lain seperti kecenderungan, perasaan tentram, dan kasih sayang antara
lawan jenis laki-laki dan perempuan.[6] Dari
sebagian tanda kekuasaan Allah adalah Allah menciptakan pasangan bagi manusia
dari jenis manusia juga, bukan dari jenis jin atau hewan lain, karena jika
Allah menciptakan pasangan dari jin atau hewan lain tentu tidak akan ada rasa
tertarik diantara keduanya, tetapi justru akan saling menjauhi. Selain
Allah menciptakan pasangan dari jenis manusia, Allah juga menciptakan mawaddah,
yaitu rasa cinta dan rasa sayang (rasa kasih), karena seorang laki-laki
menikahi perempuan bisa karena rasa cinta kepadanya, sayang kepadanya karena
memiliki anak darinya atau karena sang istri membutuhkan suami untuk biaya
kehidupan, atau karena senang kepadanya. Hal ini tentu saja merupakan tanda
kekuasaan Allah yang sangat agung bagi orang-orang yang berpikir.[7]
وَمِنْ
آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ
وَاخْتِلافُ أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَانِكُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ
لآيَاتٍ لِلْعَالِمِينَ (٢٢)
Dari sebagian tanda kekuasaan
Allah adalah penciptaan langit yang tinggi dan luas, berbagai material yang ada
di langit, dan bintang-bintangnya baik yang diam maupun yang berjalan. Allah
juga menciptakan bumi yang direndahkan dan besar serta material yang ada di
atasnya seperti gunung-gunung yang kokoh, lautan, daratan, hewan dan
pohon-pohon. Allah juga telah menciptakan manusia dengan bahasa dan warna kulit
yang berbeda-beda pada setiap daerahnya. Hal ini merupakan tanda kekuasaan
Allah bagi manusia sebagai makhluk yang memiliki akal.[8]
وَمِنْ
آيَاتِهِ مَنَامُكُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَابْتِغَاؤُكُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّ
فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ
يَسْمَعُونَ (٢٣)
Dari sebagian tanda kekuasaan
Allah adalah Allah menidurkan kalian pada waktu malam dan siang agar kalian
istirahat dan sedikit bergerak sehingga hilang rasa jemu dan cape. Allah juga
menjadikan kalian menyebar dan melakukan berbagai pekerjaan dan perjalanan pada
siang hari untuk mencari karunia Allah sebagai sumber kehidupan. Semua ini
merupakan tanda kekuasaan Allah bagi kaum-kaum yang mendengar.[9]
وَمِنْ
آيَاتِهِ يُرِيكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَطَمَعًا وَيُنَزِّلُ
مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَيُحْيِي بِهِ
الأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا إِنَّ
فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ
يَعْقِلُونَ (٢٤)
Diantara tanda kekuasaan Allah
adalah Allah menciptakan kilat yang dapat menimbulkan rasa takut dan harapan,
takut akan hujan yang bisa menghancurkan kehidupan, berharap hujan yang bisa
membawa berkah bagi kehidupan, kemudian Allah menghidupkan kembali
tumbuh-tumbuhan yang ada di bumi setelah ia sebelumnya mati dan tidak ada
tumbuh-tumbuhan. Hal ini menunjukkan bahwa menghidupkan kembali yang sudah mati
kelak setelah hari kiamat, bagi Allah adalah mudah, dan ini menjadi tanda
kekuasaan Allah bagi kaum-kaum yang berakal.[10]
وَمِنْ
آيَاتِهِ أَنْ تَقُومَ السَّمَاءُ وَالأرْضُ بِأَمْرِهِ ثُمَّ إِذَا دَعَاكُمْ
دَعْوَةً مِنَ الأرْضِ إِذَا أَنْتُمْ تَخْرُجُونَ (٢٥)
Dari sebagian tanda kekuasaan
Allah adalah berdirinya langit dan bumi atas kehendak Allah, kemudian jika
kiamat terjadi maka bumi akan diganti dengan bumi yang lain, begitu juga
langit, kemudian Allah memanggil manusia dan atas kehendak Allah, manusia pun keluar
dari kuburnya maka mereka menjawab dengan memuji Allah dan mereka menyangka
tidak akan tinggal kecuali sebentar.[11]
H. Al-‘ibrah
(Pelajaran Yang Dapat Diambil)
Pelajaran yang dapat menjadi
pelajaran dari surat Ar-Ruum ayat 20-25, yaitu:
a. Dengan
adanya tanda-tanda kebesaran Allah maka sampaila manusia kepada kesimpulan
tentang pasti adanya maha pencipta, maha pengatur, maha bijaksana, maha perkasa
disertai maha pengasi dan maha penyayang.
b. Dengan
adanya tanda-tanda kebesaran Allah atau bukti-bukti adanya tuhan ialah untuk
menyarankan manusia bahwa dia mempunyai akal dan fikiran dan lain lain.
I. An-Natijah
(Kesimpulan)
Keimanan: Bukti-bukti atas
kerasulan Nabi Muhammad saw dengan memberitahukan kepadanya hal yang gaib
seperti halnya ramalan menangnya kembali bangsa Romawi atas kerajaan Persia;
bukti-bukti ke-Esaan Allah swt yang terdapat pada alam sebagai makhluk ciptaan-Nya
dan kejadian-kejadian pada alam itu sendiri; bukti-bukti atas kebenaran adanya
hari kebangkitan; contoh-contoh dan perumpamaan yang menjelaskan bahwa
berhala-berhala dan sembahan-sembahan itu tidak akan dapat menolong dan memberi
manfaat kepada penyembah-penyembahnya sedikitpun.
Hukum-hukum: Kewajiban untuk
menyembah Allah swt dan mengakui ke-EsaanNya karena hal itu sesuai dengan
fitrah manusia; kewajiban berdakwah; kewajiban memberi nafkah kepada kaum
kerabat, fakir miskin, musafir dan sebagainya; larangan untuk mengikuti orang
musyrik; hukum riba.
Kisah-kisah: Pemberitaan tentang
bangsa Romawi sebagai suatu umat yang beragama walaupun dikalahkan pada mulanya
oleh kerajaan Persia yang menyembah api akhirnya dapat menang kembali.
Dan lain-lain: Manusia pada
umumnya bersifat gembira dan bangga apabila mendapat nikmat dan berputus asa
apabila ditimpa dengan musibah, kecuali orang- orang yang beriman; kewajiban
rasul hanya menyampaikan dakwah; kejadian-kejadian yang dialami oleh umat-umat
yang terdahulu patut menjadi i'tibar dan pelajaran bagi ummat yang kemudian.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Keimanan:
Bukti-bukti atas kerasulan Nabi Muhammad saw dengan memberitahukan kepadanya
hal yang gaib seperti halnya ramalan menangnya kembali bangsa Romawi atas
kerajaan Persia; bukti-bukti ke-Esaan Allah swt yang terdapat pada alam sebagai
makhluk ciptaan-Nya dan kejadian-kejadian pada alam itu sendiri; bukti-bukti
atas kebenaran adanya hari kebangkitan; contoh-contoh dan perumpamaan yang
menjelaskan bahwa berhala-berhala dan sembahan-sembahan itu tidak akan dapat
menolong dan memberi manfaat kepada penyembah-penyembahnya sedikitpun.
2. Hukum-hukum:
Kewajiban untuk menyembah Allah swt dan mengakui ke-EsaanNya karena hal itu
sesuai dengan fitrah manusia; kewajiban berdakwah; kewajiban memberi nafkah
kepada kaum kerabat, fakir miskin, musafir dan sebagainya; larangan untuk
mengikuti orang musyrik; hukum riba.
3. Kisah-kisah:
Pemberitaan tentang bangsa Romawi sebagai suatu umat yang beragama walaupun
dikalahkan pada mulanya oleh kerajaan Persia yang menyembah api akhirnya dapat
menang kembali.
4. Dan
lain-lain: Manusia pada umumnya bersifat gembira dan bangga apabila mendapat
nikmat dan berputus asa apabila ditimpa dengan musibah, kecuali orang- orang
yang beriman; kewajiban rasul hanya menyampaikan dakwah; kejadian-kejadian yang
dialami oleh umat-umat yang terdahulu patut menjadi i'tibar dan pelajaran bagi
ummat yang kemudian.
Saran
1. Untuk
para pendidik sebaiknya lebih bisa mengenali berbagai macam perubahan yang
terjadi dalam lingkungan social yang dapat mempengaruhi kualitas peserta didik.
2. Untuk
para calon pendidik sebaiknya selalu mampu mengikuti perkembangan dan perubahan
yang terjadi pada lingkungan social sehingga dapat mengenali berbagai macam hal
yang dapat meningkatkan kemampuan peserta didik seiring dengan berkembangnya
zaman.
3. Untuk
peserta didik sebaiknya mampu meningkatkan pengetahuan yang mendukung perubahan
positif dalam proses pendidikan.
DAFTAR RUJUKAN
Penyelenggara
Penterjemah/Pentafsir Al-Qur’an, Yayasan, Al Qur’an Dan Terjemahannya.
1971. Jakarta. Kementerian Agama.
Purwanto, Agus, Ayat-Ayat
Semesta, Sisi-Sisi Al –Qur’an Yang Terlupakan. 2009. Bandung. Mizan Media
Utama.
Quthb, Sayyid, Tafsir Fi
Zhilalil-Qur’an. Jilid 17. 2004. Jakarta. GEMA INSANI.
http://jawharie.blogspot.com/2011/04/tafsir-surat-al-baqarah-225-dan-ar-ruum.html diakses
pada tanggal 22 Mei 2013, pukul 08:50.
http://simba-corp.blogspot.com/2012/03/makalah-pembahasan-ayat-ayat-tentang.html diakses
pada tanggal 22 Mei 2013, pukul 08:30.
http://wujudkanlahmimpimu.blogspot.com/.../menggali-kan..diakses
pada tanggal 22 Mei 2013, pada pukul 20.30.
[1] Yayasan
Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al-Qur’an, Al Qur’an Dan Terjemahannya,
(Jakarta : Kementerian Agama, 1971), 644.
[2] Ibid,.
[3] http://wujudkanlahmimpimu.blogspot.com/.../menggali-kan..diakses
pada tanggal 22 Mei 2013, pada pukul 20.30.
[4] http://simba-corp.blogspot.com/2012/03/makalah-pembahasan-ayat-ayat-tentang.html diakses
pada tanggal 22 Mei 2013, pukul 08:30.
[5] http://jawharie.blogspot.com/2011/04/tafsir-surat-al-baqarah-225-dan-ar-ruum.html diakses
pada tanggal 22 Mei 2013, pukul 08:50.
[6] Agus
Purwanto, Ayat-Ayat Semesta, Sisi-Sisi Al –Qur’an Yang Terlupakan,
(Bandung: Mizan Media Utama, 2009, 189.
[7] Sayyid
Quthb, Tafsir Fi Zhilalil-Qur’an. Jilid 17, (Jakarta: GEMA INSANI, 2004), 206.
[8] Ibid,.
[9] Ibid,.
[10]Ibid,
208.