Jumat, 24 Mei 2013

etika bersalam dalam islam


BAB II

PEMBAHASAN

ETIKA BERSALAM DALAM ISLAM

 

A.    PENGERTIAN SALAM
Seperti yang di kutip di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), secara bahasa salam adalah damai.[1] Sedangkan menurut istilah salam adalah suatu penghormatan kepada orang lain. Menurut islam, salam adalah doa yang dipanjatkan untuk kesalamatan bagi yang memberi salam maupun yang menjawab salam.

B.     LANDASAN PERINTAH UNTUK BERSALAM
Bersalam adalah sesuatu yang diperintahkan oleh Agama, salah satunya firman Allah yang tertera pada Al Quran QS. An Nur ayat 27:
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä Ÿw (#qè=äzôs? $·?qãç/ uŽöxî öNà6Ï?qãç/ 4_®Lym (#qÝ¡ÎSù'tGó¡n@ (#qßJÏk=|¡è@ur #n?tã $ygÎ=÷dr& 4 öNä3Ï9ºsŒ ׎öyz öNä3©9 öNä3ª=yès9 šcr㍩.xs? ÇËÐÈ  
Artinya: . Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.[2]
Hadist sebagai pendukung mengucapkan salam saat bertemu orang lain adalah hadist yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim ( Muttafaqun ‘laihi ).
وعن عبدالله بن عمروبن العاص رضي الله عنهما انّ رجلا سأل رسول الله صلّى الله عليه وسلّم ايّ الاسلام خير؟ قال: تطعم الطّعام وتقرأالسّلام علىٰ من عرفت ومن لم تعرف، متفق عليه
          Dari ‘Abdullah bin ‘Amr Al ‘Ash ra. Bahwasanya ada seseorang bertanya kepada Rasullah SAW,”Bagaimankah Islam yang baik itu?” Beliau menjawab:”Yaitu kamu memberi makanan, dan mengucapkan salam baik kepada orang yan telah kamu kenal maupun orang yang belum kenal”. (riwayat Bukhari dan Muslim)[3]
            Dan disambung hadist dari Abi Hurairah ra.
وعن ابي هريرةرضي الله عنه عن النّبي صلّى الله عليه وسلّم قال:لماّخلق الله تعالى ادم ص.م قال: اذهب فسلّم على اولئٰك نفر من الملا ئكة جلوس فاستمع مايحيّونك،فانّهاتحيّتك وتحيّته ذرّيّتك،فقال: السّلام عليكم، فقالوا: السّلام عليك ورحمة الله، فزادوه:ورحمة الله، متفق عليه
            Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi saw, beliau bersabda: “ketika Allah Ta’ala menciptakan Adam saw, Allah berfirman kepadanya: “ pergilah dan ucapkan salam kepada pra malikat yang sedang duduk itu kemudian dengarkanlah jawaban mereka kepadamu, karena sesungguhnya jawaban itu merupakan penghormatan kepadamu dan penghormatan bagi anak cucumu”. Maka Adam mengucapkan salam: “Assalamu’alaikum”. mereka menjawab :” assalamu’alaika wa rahmatullah:. Mereka memberi tambahan dengan: “wa rahmatullah”. Muttaqun ‘alaih[4]
            Rasul SAW juga pernah memberi nasehat kepada Sahabat Anas bin Malik ra:
يابنيّ إذادخلت على أهلك فسلّم تكن بركة عليك وعلى أهل بيتك
            “Hai anakku, jika kamu masuk rumah keluargamu, berikanlah salam kepada penghuninya, sebab salam itu akan membawa keberkahan kepadamu dan kepada penghuni rumah”. (Riwayat Imam Tirmidzi).

ارسلنى ابن عمرفى حاجة فقل : تعال حتى أودعك كماودعنى رسول الله صلّى الله عليه وسلّم وارسلنى فى حاجة له فقال:استودع الله دينك وامانتك وخواتيم عملك

Dari Quza’ah, ia berkata: “Ibnu Umar Radhiyallahu anhu mengutusku untuk suatu keperluan. Lalu ia berkata: ‘Kemarilah, aku akan mengucapkan selamat jalan kepadamu, sebagaimana ucapan selamat tinggal Nabi Shallallahu Alaihi wa Salam kepadaku ketika beliau mengutusku untuk suatu keperluan. Kemudian ia mengucapkan:
 “Aku menitipkan agamamu, amanatmu untuk segala akhir perbuatanmu kepada Allah”.

Hadits kedua dari Abdullah AI-Khathami yang menceritakan:
الحديث الثانى:عن عبد الله الخطمىّ قال:"كان النبىّ صلّى الله عليه وسلّم اذاارادان يستودع الجيش قال:فذكره
“Adalah Rasulullah saw jika hendak meninggalkan tentaranya, bersabda: (kemudian rawi menyebutkan kalimat yang diucapkan oleh Nabi saw seperti pada hadits pertama). ”
Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibnu Sina di dalam “Amalul-Yaum Wal-Lailah” dengan sanad yang shahih menurut Muslim.
Hadits ketiga, dari Abu Hurairah yang memberitakan:
ان النبى صلّى الله عليه وسلّم اذااودع احداقال:فذكره
 “Rasulullah saw jika meninggalkan seseorang beliau bersabda: (sebagaimana kalimat pada hadits pertama). ”

C.    PROBLEMATIKA SALAM[5]

1.      Hukum Salam
Telah dipaparkan diatas mengenai landasan salam, lantas bagaiman hukum mengucapkan salam dan menjawab salam. Para ulama bersatu pendapat, bahwa hukumnya adalah sunah saja, teapi, mengenai hukum menjawab salamnya, mereka berbeda pendapat. Sebagian berkata, bahwa menjawa salam itu hukumnya wajib, mengingat adanya perintah Allah untuk menjawab salam dengan jawaban yang baik atau minimal sama dengan salam yang diterima (An Nisa’:86). Sebagian ulam yang lain berkata, bahwa hukumya menjwab salam hukumnya juga sunah, karena mengucapkan salam adalah sunah. Demikian perbedaan pendapat para ulama.

2.      Kalimat salam
Salam islam sebutulnya seuatu doa, karena itu orang yang mengucapkan salam kepada kawannya berarti dia mendoakn kawannya supaya memperoleh apa yang disebutkan dalam kandungan makna salamnya itu. Begitui juga orang yang memberi slam dan membalas salam yang diterimanya itu, ia sebernya membalas doa kawannya dengan doa pula. Maka memberi dan menjawab salam, berarti doa-mendoakan.
Adapun kalimat salam islam, bebunyi sebgai berikut:
Minimal                 : “assalamu’alikum”(semoga kesejahteraan diberikan kepadamu)
Lebih baik dari itu :”assalmu’alaikum Warahmatullah” (semoga kesejahteraan diberikan kepadamu, begitu juga rahmat Allah)
Sempurna              :”assalmu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh”.( semoga kesejahteraan diberikan kepadamu,begitu juga rahmat Allah dan keberkatanNya)
Jawaban Salamnya sebagai berikut:
Minimal     :”wa’alaikumussalam”(semoga juga kesejahteraan itu diberikan kepadamu)
Lebih baik dari itu : “wa’alaikumussalam Warahmatullah”
Sempurna              :”wa’alaikumussalam warahmatullahiwabarokatuh”.

3.      Etika atau “Tata Tertib” Bersalam
Berdasarkan firman Allah:
#sŒÎ)ur LäêŠÍhãm 7p¨ŠÅstFÎ/ (#qŠyssù z`|¡ômr'Î/ !$pk÷]ÏB ÷rr& !$ydrŠâ 3 ¨bÎ) ©!$# tb%x. 4n?tã Èe@ä. >äóÓx« $·7ŠÅ¡ym ÇÑÏÈ  
Artinya:  apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, Maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu.[6]
Penghormatan dalam Islam Ialah: dengan mengucapkan Assalamu'alaikum.
Kemudian dilihat dari segi siapa yang seharusnya lebih dulu memberi salam, ketentuannya seperti sabda Nabi sebagai berikut:
يسلّم الرّاكب على الماشى والماشى على القاعدوالقليل على الكثير
“orang yang berkendaraan memberi salam kepada yang jalan, orang yang jala kaki kepada yang duduk, dan rombongan yang kecil kepada rombongan yang besar”. Muttafaqun ‘alaih
Dalam hadist lain yang di riwayatkan oleh Imam Bukhari
والصّغيرعلى الكبير
“yang kecil memberi salam kepada yang besar”
Tetapi andaikata aturan tersebut tidak harus ditaati sepenuhnya, artinya boleh saja kita memberikan salam kepada sesama muslim, dengan tidak mempersoalkan berkendaaraankah, jalan kakilah, duduklah atau umur kita lebih muda atau lebih tuakah. Sebab dalam hadist riwayat Abu Dawud, Nabi bersabda:
إنّ أوعى النّاس بالله من بدأهم بالسّلام
“sesungguhnya manusia yang paling utama bagi Allah, ialah orang yang mendahului mereka memberi salam”.

4.      Bersalam dengan Non Muslim
Salam kepada non muslim, terutama orang-orang yahudi dan nasrani, ada aturannya sendiri, yang sedikit berbeda dengan salam “intern” yang berlaku antara sesama muslim. Aturan salam kepada non muslim itu ialah:
a.       Kita dilarang mendahului memberi salam kepada orang yahudi dan nasrani.
Sabda Rasulullah SAW:
لاتبدءوااليهودولاالنّصارى بالسّلام
“janganlah kamu mendahului orang yahudi dan nasrani dengan salam....”(riwayat Muslim).
b.      Kalau kita mendapat salam dari mereka, maka jawaban salam kiata ialah:”wa’alaikum”.
Nabi berkata:
إذاسلّم عليكم أهل الكتاب فقولوا:وعليكم
“jika orang-orang ahli kitab (yahudi dan nasrani)memberi salam kepadamu, maka jawablah:”wa’alaikum” (riwayat bukhari muslim)
c.       Kalau kita memberi salam kepada mereka melalui surat, maka kalimat salam kita adalah:”assalamu’ala manittaba’alhuda”.(kesejahteraan semoga diberikan kepada siap yang mengikuti petunjuk Tuhan). Salam yang demikian inilah yang seringkali dipakai rasulullah dalam berkirim surat untuk masuk kepada islam kepada Raja-raja/pembesar-pembesar non muslim.
d.      Kalau kita menghadapi sebuah majelis campuran yang terdiri dari muslim dan nonmuslim kita disunahkan memberi salam, yaitu slam islam.

D.    KEUTAMAAN – KEUTAMAAN SALAM ISLAM.
Salam islam mempunyai keutamaan – keutamaan yang tidak sedikit, antara lain:
1.      Salam islam diakui oleh nabi termasuk salah satu diantara perbuatan yang paling baik dalam islam, disamping memberi makanan fakir miskin.
2.      Salam islam mendatangkan pahala yang banyak.
3.      Salam islam, merupakan salah satu kunci masuk surga, sebab tidak mungkin seseorang masuk surga kalau tidak beriman dan selanjutnya tidak mungkin seseorang menjadi beriman kalau tidak saling cinta-mencintai antara sesama orang beriman, sedangkan yang dapat menyebabkan timbulnya cinta-mencintai adalah salam.

Dari pemaparan hadist hadist diatas, dapat kita ambil ibrah bahwa etika dalam islam sangat kaya akan namanya rhmat, seperti halnya Rahmatallil’alamin, islam sangat kompleks dengan segala isi yang terkandung didalamnya, seperti ilmu sains, tauhid, sajarah dan lain sebagainya. Salah satunya, ialah adab. Adab dalam dalam islam sudah disetting sedemikian rupa olehNya dan dengan contoh aplikatif yang dibawakan oleh Nabi Muhammad SAW. Salah satunya adab bersalam. Salam merupakan doa, Sebagaimana menyerukan salam adalah sunah hukumnya, dan menjawabnya adalah wajib. Sebagai kaum muslim kita sepantasnya saling menyerukan salam karena salam menrupakan doa untuk keselamatan orang lain dan diri kita sendiri, dan dengan saling menyerukan salam  akan terhindar dari sifat angkuh dan tidak peduli terhadap orang lain. Banyak sekali keutamaan dari salam, pemateri berpendapat manfaat salam dilihat dari kacamata agama: sudah dipaparkan dalam materi diatas. Jauh dari itu, dilihat dari segi sosial, dengan saling menyerukan salam otomatis semakin merekatkan silaturahmi antar manusia, dengan terjalinnya silaturahmi akan berdampak pada semakin kokohnya persaudaraan, kesatuan dalam bermasyarakat. Menghilangkan apatisme masyarakat dan lain lain. Terakir dengan salam dan bernagai bentuk atribut islam yang lain, mari kita kembangkan islam yang mempunyai toleransi tinggi dan menjunjung tinggi rasa persaudaraan, sehingga islam akan terhindar dari image islam itu keras, fanatik dan tidak bertoleransi.


[1] http://kbbi.web.id/. Diakses 10/4/2013
[2] DEPAG.Al Quran terjemahan,24:27
[3] Dr. Muslich Shabir, MA., Terjemah Riyadus Shalihin, PT. Toha Putra Semarang, 1
[4] Ibid, 2-3
[5] Drs. Humaidi Tatapangarsa, Akhlaq Yang Mulia, PT. Bina Ilmu,133
[6] Depag. Ibid, 4:84

Tidak ada komentar:

Posting Komentar