Jumat, 24 Mei 2013

sosiologi pendidikan islam



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
            Pendidikan sangat berpengaruh dalam proses pembaharuan masyarakat, karena pendidikan mempunyai peranan terhadap penemuan konsep menuju masyarakat yang maju. Selain itu masyarakat juga berpengaruh terhadap pendidikan, karena masyarakat memberikan dukungannya terhadap proses berlangsungnya pendidikan tersebut.
            Pendidikan berkenaan dengan pembaharuan masyarakat, karena pendidikan telah menghasilkan konsep- konsep pembaharuan masyarakat. Sebaliknya pendidikan juga dipengaruhi oleh pembaharuan masyarakat, karena dengan adanya pembaharuan masyarakat maka kurikulum pada proses pendidikan mengalami perkembangan dan perubahan.[1]
Antara sekolah dan masyarakat terjadi hubungan timbal balik. Sekolah memberi manfaat kepada masyarakat dan masyarakat memberikan dukungannya kepada sekolah. Hubungan tersebut jelas memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.[2]
Pendidikan sangat bermanfaat bagi masyarakat, diantaranya sebagai transmisi budaya, meningkatkan kemampuan bermasyarakat, mengadakan seleksi tenaga kerja melalui pendidikan itu sendiri, dan mengembangkan kepribadian.[3]
1
            Dalam suatu lembaga pendidikan guru memiliki peranan yang besar dan strategis dalam sebuah pendidikan. Hal ini dikarenakan gurulah yang berada di barisan terdepan dalam pelaksanaan pendidikan. Selain sebagai pengajar di sekolah, guru juga berperan penting dalam kehidupan masyarakat.[4]
            Melalui makalah ini Kami akan membahas lebih lanjut mengenai pendidikan dan pembaharuan masyarakat, hubungan antara pendidikan dan masyarakat, manfaat pendidikan bagi masyarakat dan peran guru dalam sekolah dan masyarakat.

B.    Rumusan Masalah
1.      Bagaimana yang dimaksud pendidikan dan pembaharuan masyarakat?
2.      Bagaimana hubungan antara sekolah dan masyarakat?
3.      Bagaimana manfaat pendidikan bagi masyarakat?
4.      Bagaimana peran guru dalam sekolah?
5.      Bagaimana peran guru dalam masyarakat?

C.    Tujuan Pembahasan Masalah
1.      Untuk mengetahui pendidikan dan pembaharuan masyarakat.
2.      Untuk mengetahui hubungan antara sekolah dan masyarakat.
3.      Untuk mengetahui manfaat pendidikan masyarakat.
4.      Untuk mengetahui peran guru dalam sekolah.
5.      Untuk mengetahui peran guru dalam masyarakat.

D.    Batasan Masalah
            Dalam makalah ini, Kami membatasi pembahasan hanya mengenai pendidikan dan pembaharuan masyarakat, hubungan antara sekolah dan masyarakat, manfaat pendidikan bagi masyarakat, peran guru dalam sekolah dan peran guru dalam masyarakat.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pendidikan dan Pembaharuan Masyarakat
Pendidikan dalam arti luas menurut Mudyahardjo adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu. Sedangkan dalam arti sempit adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.[5]
            Masyarakat secara umum adalah kelompok sosial antar manusia yang tinggal di suatu tempat, mempunyai tujuan tertentu dan mempunyai norma yang ia sepakati bersama.[6]
            Pendidikan berkenaan dengan pembaharuan masyarakat, karena pendidikan telah menghasilkan konsep- konsep pembaharuan masyarakat. Sebaliknya pendidikan juga dipengaruhi oleh pembaharuan masyarakat, karena dengan adanya pembaharuan masyarakat maka kurikulum pada proses pendidikan mengalami perkembangan dan perubahan.[7]
Para pendidik menaruh kepercayaan yang besar sekali akan kekuasaan pendidikan dalam membentuk masyarakat baru. Oleh karena itu setiap anak diharapkan memasuki sekolah dan dapat diberikan ide-ide baru tentang pembaharuan tata kehidupan masyarakat, agar menjadi masyarakat yang lebih baik.[8]
            Pendidikan atau sekolah dapat membawa pengaruh positif terhadap perkembangan dan pembaharuan masyarakat. Antara lain:[9]
1.     
3
Mencerdaskan kehidupan bangsa.
2.      Membawa pembaharuan bagi perkembangan masyarakat.
3.      Melahirkan warga masyarakat yang siap dan terbekali bagi kepentingan kerja di lingkungn masyarakat.
4.      Melahirkan sikap positif bagi warga masyarakat, sehingga tercipta hubungan sosial yang harmonis di tengah-tengah masyarakat.
Sebagian besar masyarakat Indonesia sekarang sudah sadar akan pentingnya pendidikan, karena mereka sudah mengetahui banyak manfaat dari pendidikan. Oleh karena itu pendidikan saat ini mendapat dukungan dari masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari peran masyarakat yang memberikan dukungannya dengan menyediakan para narasumber yang menguasai konsep tertentu yang bertugas di masyarakat. Misalnya petugas bendungan air, petugas listrik, seniman, pengrajin dan sebagainya. [10]
            Salah satu bentuk belajar di masyarakat adalah karyawisata. Dengan belajar di masyarakat, peserta didik dapat mengamati keadaan yang asli di alam terbuka dan dapat meningkatkan minat belajar mereka, serta dapat melihat dengan jelas manfaat pelajaran itu.[11]
            Masyarakat yang tidak lagi berada di bawah garis kemiskinan rata- rata berusaha untuk menyekolahkan anaknya setinggi mungkin. Karena mereka  beranggapan semakin tinggi ijazah yang diraih semakin cepat mendapat pekerjaan serta semakin besar gaji yang diterima.[12]

B.     Hubungan antara Sekolah dan Masyarakat
Sekolah merupakan salah satu lembaga masyarakat, di dalamnya terjadi interaksi antar warganya. Warga sekolah di antaranya guru, murid, tenaga administrasi, dan petugas sekolah lainnya.[13]
Antara sekolah dan masyarakat terjadi hubungan timbal balik. Sekolah memberi manfaat kepada masyarakat dan masyarakat memberikan dukungannya kepada sekolah. Hubungan tersebut jelas memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.[14]
Sebagai bagian dari masyarakat sekolah harus membina hubungan yang baik dengan masyarakat. Sekolah sebaiknya ikut berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat, agar meningkatkan hubungan yang erat dengan masyarakat. Akan tetapi sekolah juga harus ingat batas- batas kerja sama tersebut agar tidak mengganggu tugas pokoknya sebagai lembaga pendidikan.[15]
Adapun bentuk partisipasi yang dapat ditempuh sekolah antara lain:[16]
1.      Mengadakan penyuluhan dan ceramah kepada masyarakat. Misalnya tentang agama, bahaya narkotika, pendidikan pemuda, dan pengenalan tentang pelaksanaan pendidikan di sekolah.
2.      Mengadakan bakti sosial. Misalnya kerja bakti, pengairan, dan kebersihan.
3.      Menjadi anggota pengurus organisasi lembaga ketahana desa maupun organisasi sosial lainnya.
Dalam menjalankan tugasnya, sekolah juga perlu memperhatikan hal- hal sebagai berikut:[17]
1.      Menyesuaikan kurikulum sekolah dengan kebutuhan mayarakat.
2.      Metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar harus mampu merangsang murid untuk lebih mengenal kehidupan nyata yang terjadi dalm masyarakat.
3.      Menumbuhkan sikap pada murid untuk belajar dan bekerja dari kehidupan sekitarnya.
4.      Sekolah seharusnya dapat mengembangkan masyarakat dengan cara mengadakan pembaharuan tata kehidupan masyarakat.

C.     Manfaat Pendidikan Bagi Masyarakat
Beberapa ahli menulis tentang manfaat pendidikan bagi masyarakat. Antara lain sebagai kunci bagi pemecahan masalah- masalah sosial, sebagai alat kontrol sosial.[18]
            Menurut Wuradji, pendidikan berfungsi sebagai berikut: Pertama, sebagai lembaga konservasi yang mencakup fungsi kontrol sosial, dan pelestari budaya, Kedua, sebagai  perubah sosial yang meliputi reproduksi budaya, meningkatkan kemampuan menganalisis secara kritis dan memodifikasi ekonomi masyarakat.[19]
            Sedangkan menurut Broom, fungsi pendidikan antara lain: sebagai transmisi budaya, meningkatkan kemampuan bermasyarakat, mengadakan seleksi tenaga kerja melalui pendidikan itu sendiri, dan mengembangkan kepribadian.[20]
            Dari beberapa pendapat ahli di atas, maka manfaat pendidikan bagi masyarakat adalah sebagai berikut:[21]
1.      Sebagai transmisi atau pelestari budaya.
2.      Meningkatkan integrasi sosial.
3.      Sebagai seleksi tenaga kerja.
4.      Meningkatkan kemampuan menganalisis secara kritis, melalui pelajaran ilmu, dan teknologi.
5.      Pendidikan membuat masyarakat menjadi warga negara yang baik, yaitu mengetahui kewajiban dan haknya.
Di dalam Tap MPR No. IV /MPR /198 ditegaskan bahwa tujuan pendidikan berdasarkan Pancasila antara lain: Pertama, meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan YME, kecerdasan, dan ketrampilan. Kedua, mempertinggi budi pekerti. Ketiga, memperkuat kepribadian. Keempat, mempertebal semangat kebangsaan .[22]
Berdasarkan rumusan di atas, maka fungsi dan peran sekolah terhadap masyarakat ialah:[23]
1.      Meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan YME.
2.      Meningkatkan kecerdasan.
3.      Meningkatkan ketrampilan dan mempersiapkan tenaga terampil.
4.      Melestarikan nilai- nilai yang terpuji dalam masyarakat.
5.      Mempertebal semangat kebangsaan.
6.      Menghasilkan penemuan- penemuan sebagai konsep pembaharuan masyarakat.

D.    Peran Guru dalam Sekolah
Menurut Muhibbin Syah, Guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa merupakan sosok yang sangat berwibawa yang sering kali menjadi panutan bagi masyarakat. Kata guru dalam bahasa Arab disebut Mu’allim dan dalam bahasa Inggris guru disebut dengan teacher yang memiliki arti A person whose occupation is teaching others, yaitu seseorang yang pekerjaannya mengajar orang lain.[24]
 Guru Berkedudukan sebagai Profesional Dalam ilmu sosiologi, kita biasa menemukan dua istilah yang akan selalu berkaitan, yakni status (kedudukan) dan peran sosial di dalam masyarakat. Status biasanya didefinisikan sebagai suatu peringkat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok atau posisi suatu kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lain. Sedangkan peran merupakan sebuah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang memiliki suatu status tertentu tersebut.[25]
Menurut Muhammad Athiyah al-Abrasyi, Sekolah atau madrasah adalah lembaga pendidikan yang penting. Sekolah berfungsi untuk membantu keluarga menanamkan nila-nilai pendidikan kepada anak-anak yang berhubungan dengan sikap dan kepribadian yang mulia serta pikiran yang cerdas, sehingga nantinya akan menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat sesuai dengan tuntutan dan tata laku masyarakat yang berlaku seiring dengan tujuan pendidikan seumur hidup.[26]
Guru sebagai pendidik profesional untuk memberikan ilmu pengetahuan, ketrampilan, jiwa tolong menolong dan jiwa beragama dan lain-lain sebagainya. Jadi, tugas yang dilakukan guru di sekolah merupakan pelimpahan sebagian tanggung jawab orang tua sebagai kelanjutan dari pendidikan dalam keluarga. Guru bukanlah hanya mendidik kemampuan membaca, menulis, berhitung dan sebagainya tetapi lebih dari pada itu yakni menanamkan sikap individu dan nilai-nilai pendidikan lainnya yang sesuai dengan tuntunan masyarakat. Suatu sekolah tidak akan mampu berbuat apa-apa sesuai dengan yang diharapkan oleh bangsa dan Negara, kecuali memiliki persiapan-persiapan, sarana dan guru yang cukup memadahi yakni mempunyai kemampuan, kemauan dan bakat untuk mendidik dan mengajar sehingga terpenuhi tuntunan keluarga dan masyarakat terutama dengan cara yang terpuji dan sopan santun yang ada dalam kehidupan lingkungan keluarga dan masyarakat. Atas dasar rasa tanggung jawab yang harus dilaksanakan seorang guru, maka ia dituntut memiliki kepribadian yang dapat dijadikan contoh tauladan oleh anak-anak di sekolah.[27]
Peran guru dalam sekolah dapat disimpulkan menjadi tiga bagian, yaitu :[28]
  1. Sebagai pengajar (intruksional) yang bertugas merencanakan program pengajaran dan melaksanakan program yang telah disusun serta mengakhiri dengan pelaksanaan penilaian setelah program dilakukan.
  2. Sebagai pendidik (educator) yang mengarahkan anak didik (siswa) pada tingkat kedewasaan yang berkepribadian insan kamil seiring dengan tujuan Allah swt menciptakannya.
  3. Sebagai pemimpin (managerial) yang memimpin, mengendalikan diri sendiri, anak didik, dan masyarakat yang terkait, yang menyangkut upaya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan, dan partisipasi atas program yang dilakukan.


E.     Peran Guru dalam Masyarakat
Masyarakat adalah sebagai kumpulan individu dan kelompok yang diikat oleh kesatuan budaya, agama dan pengalaman-pengalaman yang sama serta memiliki sejumlah penyesuaian dalam ikut memikul tanggung jawab pendidikan secara bersama-sama.[29]
Menurut Sjahminan Zaini, peran guru dalam masyarakat, yaitu :
  1. Ikut menciptakan suatu sistem pendidikan dalam masyarakat sehingga mendorong masing-masing anggota masyarakat untuk mendidik dirinya sendiri agar bersedia mendidik anggota masyarakat lainnya.
  2. Ikut serta memikul tanggung jawab untuk membina dan meningkatkan pendidikan masyarakat dengan menagajak kepada yang maruf dan mencegah dari yang mungkar.
Dalam tatanan masyarakat, guru juga memiliki peranan. Didalam kepustakaan, peranan guru dapat dibedakan menjadi dua aliran, yaitu :
1.      Preskriptif, menekankan pada peranan guru tiada henti yang masih abstrak untuk diketahui kapan hal itu berakhir.
2.      Deskriptif, guru dikonsepsikan secara pasif, dalam arti guru memberi respons kepada struktur sosial  dan tidak secara aktif menyumbang kepada pembangunan struktur itu sendiri.[30]























BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Pertama, pendidikan berkenaan dengan pembaharuan masyarakat, karena pendidikan telah menghasilkan konsep- konsep pembaharuan masyarakat. Sebaliknya pendidikan juga dipengaruhi oleh pembaharuan masyarakat, karena dengan adanya pembaharuan masyarakat maka kurikulum pada proses pendidikan mengalami perkembangan dan perubahan.
Kedua, antara sekolah dan masyarakat terjadi hubungan timbal balik. Sekolah memberi manfaat kepada masyarakat dan masyarakat memberikan dukungannya kepada sekolah. Hubungan tersebut jelas memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.
Ketiga, manfaat pendidikan bagi masyarakat adalah sebagai berikut: Sebagai transmisi atau pelestari budaya, meningkatkan integrasi sosial, sebagai seleksi tenaga kerja, meningkatkan kemampuan menganalisis secara kritis, melalui pelajaran ilmu, dan teknologi, dan membuat masyarakat menjadi warga negara yang baik, yaitu mengetahui kewajiban dan haknya.
Keempat, Peran guru dalam sekolah dapat disimpulkan menjadi tiga bagian, yaitu Sebagai pengajar (intruksional), Sebagai pendidik (educator), Sebagai pemimpin (managerial).
Kelima, Peran guru dalam masyarakat, yaitu Ikut menciptakan suatu sistem pendidikan dalam masyarakat, ikut serta memikul tanggung jawab untuk membina dan meningkatkan pendidikan masyarakat.



11
 

B.     Saran
1.      Untuk para pendidik sebaiknya lebih bisa mengenali berbagai macam perubahan yang terjadi dalam lingkungan sosial yang dapat mempengaruhi kualitas peserta didik.
2.      Untuk para calon pendidik sebaiknya selalu mampu mengikuti perkembangan dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sosial sehingga dapat mengenali berbagai macam hal yang dapat meningktkan kemampuan peserta didik seiring dengan berkembangnya  zaman.
3.       Untuk peserta didik sebaiknya mampu meningkatkan pengetahuan yang mendukung perubahan positif  dalam proses pendidikan.

















DAFTAR RUJUKAN
            Ahmadi, Abu dan Uhbiyati, Nur. Ilmu Pendidikan. 2007. Jakarta. PT. Rineka Cipta.
            Djumransjah,dkk. Pendidikan Islam. 2007. Malang: UIN-Malang Press.
Maunah, Binti. Landasan Pendidikan. 2009. Yogyakarta. Teras.
Munardji, Ilmu Pendidikan Islam. 2004. Jakarta: PT. Bina Ilmu.
Pidarta, Made. Landasan Kependidikan. Jakarta. PT. Rineka Cipta.
http://siputro.com/2012/06/peran-penting-guru-dalam-masyarakat.html diakses tanggal 12 Maret 2013 pukul: 16:45 WIB.
http://matsapapila.blogspot.com/2008/01/peranan-guru_08.html  Diakses pada tanggal 20 Maret 2013, pada pukul 19.06 WIB.
http://zaim1979.blogspot.com/2008/04/upaya-meningkatkan-profesionalisme-guru.html  Diakses pada tanggal 20 Maret 2013, pada pukul 19.15 WIB.



13
 


[1] Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2007, 38.
[2] Made Pidarta, Landasan Kependidikan, …170.
[3] Broom dalam Made Pidarta, Landasan Kependidikan
[4] http://siputro.com/2012/06/peran-penting-guru-dalam-masyarakat.html diakses tanggal 12 Maret 2013 pukul: 16:45 WIB.
[5] Mudyahardjo dalam Binti Maunah, Landasan Pendidikan, Yogyakarta, Teras, 2009, 1-3.
[6] Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2007, 30.
[7]Ibid, 38.                                                                       
[9]Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, …35-36.
[10] Made Pidarta, Landasan Kependidikan, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 175.
[11] Ibid, 172.
[12] Ibid, 175.
[13] Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2007, 34.
[14] Made Pidarta, Landasan Kependidikan, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 170.
[15] Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2007, 31.
[16] Ibid, 31-32.                                                                           
[17] Ibid,  34-35.
[18] Zanti Arbi dalam Made Pidarta, Landasan Kependidikan, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 171.
[19] Wuradji dalam Made Pidarta, Landasan Kependidikan, …
[20] Broom dalam Made Pidarta, Landasan Kependidikan, …
[21] Made Pidarta, Landasan Kependidikan, …172.      
[22] Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2007, 37.
[23] Ibid, 37-38.
[24] http://matsapapila.blogspot.com/2008/01/peranan-guru_08.html.  Diakses pada tanggal 20 Maret 2013, pada pukul 19.06 WIB.
[25]http://zaim1979.blogspot.com/2008/04/upaya-meningkatkan-profesionalisme-guru.html. Diakses pada tanggal 20 Maret 2013, pada pukul 19.15 WIB.
[26] Djumransjah,dkk, Pendidikan Islam, (Malang: UIN-Malang Press, 2007), 93.
[27] Ibid, 95.
[28] Munardji, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bina Ilmu, 2004), 64.
[29] Djumransjah,dkk, Pendidikan Islam,…98.
[30] Djumransjah,dkk, Pendidikan Islam, (Malang: UIN-Malang Press, 2007), 99.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar