|
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan
sangat berpengaruh dalam proses pembaharuan masyarakat, karena pendidikan
mempunyai peranan terhadap penemuan konsep menuju masyarakat yang maju. Selain
itu masyarakat juga berpengaruh terhadap pendidikan, karena masyarakat
memberikan dukungannya terhadap proses berlangsungnya pendidikan tersebut.
Pendidikan
berkenaan dengan pembaharuan masyarakat, karena pendidikan telah menghasilkan
konsep- konsep pembaharuan masyarakat. Sebaliknya pendidikan juga dipengaruhi
oleh pembaharuan masyarakat, karena dengan adanya pembaharuan masyarakat maka
kurikulum pada proses pendidikan mengalami perkembangan dan perubahan.[1]
Antara
sekolah dan masyarakat terjadi hubungan timbal balik. Sekolah memberi manfaat kepada
masyarakat dan masyarakat memberikan dukungannya kepada sekolah. Hubungan
tersebut jelas memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.[2]
Pendidikan
sangat bermanfaat bagi masyarakat, diantaranya sebagai transmisi budaya,
meningkatkan kemampuan bermasyarakat, mengadakan seleksi tenaga kerja melalui
pendidikan itu sendiri, dan mengembangkan kepribadian.[3]
1
|
Melalui
makalah ini Kami akan membahas lebih lanjut mengenai pendidikan dan pembaharuan
masyarakat, hubungan antara pendidikan dan masyarakat, manfaat pendidikan bagi
masyarakat dan peran guru dalam sekolah dan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana yang dimaksud pendidikan
dan pembaharuan masyarakat?
2. Bagaimana hubungan antara sekolah
dan masyarakat?
3. Bagaimana manfaat pendidikan bagi
masyarakat?
4. Bagaimana peran guru dalam
sekolah?
5. Bagaimana peran guru dalam
masyarakat?
C. Tujuan Pembahasan Masalah
1. Untuk mengetahui pendidikan dan pembaharuan
masyarakat.
2. Untuk mengetahui hubungan antara sekolah
dan masyarakat.
3. Untuk mengetahui manfaat
pendidikan masyarakat.
4. Untuk mengetahui peran guru dalam
sekolah.
5. Untuk mengetahui peran guru dalam
masyarakat.
D. Batasan Masalah
Dalam
makalah ini, Kami membatasi pembahasan hanya mengenai pendidikan dan
pembaharuan masyarakat, hubungan antara sekolah dan masyarakat, manfaat
pendidikan bagi masyarakat, peran guru dalam sekolah dan peran guru dalam
masyarakat.
|
|
PEMBAHASAN
A. Pendidikan dan Pembaharuan Masyarakat
Pendidikan dalam arti luas menurut Mudyahardjo adalah
segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu. Sedangkan dalam
arti sempit adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga
pendidikan formal.[5]
Masyarakat
secara umum adalah kelompok sosial antar manusia yang tinggal di suatu tempat,
mempunyai tujuan tertentu dan mempunyai norma yang ia sepakati bersama.[6]
Pendidikan berkenaan dengan
pembaharuan masyarakat, karena pendidikan telah menghasilkan konsep- konsep
pembaharuan masyarakat. Sebaliknya pendidikan juga dipengaruhi oleh pembaharuan
masyarakat, karena dengan adanya pembaharuan masyarakat maka kurikulum pada
proses pendidikan mengalami perkembangan dan perubahan.[7]
Para pendidik menaruh kepercayaan yang besar sekali akan
kekuasaan pendidikan dalam membentuk masyarakat baru. Oleh karena itu setiap
anak diharapkan memasuki sekolah dan dapat diberikan ide-ide baru tentang
pembaharuan tata kehidupan masyarakat, agar menjadi masyarakat yang lebih baik.[8]
Pendidikan atau sekolah dapat
membawa pengaruh positif terhadap perkembangan dan pembaharuan masyarakat.
Antara lain:[9]
1.
Mencerdaskan
kehidupan bangsa.
3
|
2.
Membawa pembaharuan bagi perkembangan
masyarakat.
3.
Melahirkan warga masyarakat yang siap dan
terbekali bagi kepentingan kerja di lingkungn masyarakat.
4.
Melahirkan sikap positif bagi warga
masyarakat, sehingga tercipta hubungan sosial yang harmonis di tengah-tengah
masyarakat.
Sebagian
besar masyarakat Indonesia sekarang sudah sadar akan pentingnya pendidikan,
karena mereka sudah mengetahui banyak manfaat dari pendidikan. Oleh karena itu
pendidikan saat ini mendapat dukungan dari masyarakat. Hal ini dapat dilihat
dari peran masyarakat yang memberikan dukungannya dengan menyediakan para
narasumber yang menguasai konsep tertentu yang bertugas di masyarakat. Misalnya
petugas bendungan air, petugas listrik, seniman, pengrajin dan sebagainya. [10]
Salah
satu bentuk belajar di masyarakat adalah karyawisata. Dengan belajar di
masyarakat, peserta didik dapat mengamati keadaan yang asli di alam terbuka dan
dapat meningkatkan minat belajar mereka, serta dapat melihat dengan jelas
manfaat pelajaran itu.[11]
Masyarakat
yang tidak lagi berada di bawah garis kemiskinan rata- rata berusaha untuk
menyekolahkan anaknya setinggi mungkin. Karena mereka beranggapan semakin tinggi ijazah yang diraih
semakin cepat mendapat pekerjaan serta semakin besar gaji yang diterima.[12]
B. Hubungan antara Sekolah dan
Masyarakat
Sekolah
merupakan salah satu lembaga masyarakat, di dalamnya terjadi interaksi antar
warganya. Warga sekolah di antaranya guru, murid, tenaga administrasi, dan
petugas sekolah lainnya.[13]
Antara
sekolah dan masyarakat terjadi hubungan timbal balik. Sekolah memberi manfaat
kepada masyarakat dan masyarakat memberikan dukungannya kepada sekolah.
Hubungan tersebut jelas memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.[14]
Sebagai
bagian dari masyarakat sekolah harus membina hubungan yang baik dengan
masyarakat. Sekolah sebaiknya ikut berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat,
agar meningkatkan hubungan yang erat dengan masyarakat. Akan tetapi sekolah
juga harus ingat batas- batas kerja sama tersebut agar tidak mengganggu tugas
pokoknya sebagai lembaga pendidikan.[15]
Adapun
bentuk partisipasi yang dapat ditempuh sekolah antara lain:[16]
1. Mengadakan penyuluhan dan ceramah
kepada masyarakat. Misalnya tentang agama, bahaya narkotika, pendidikan pemuda,
dan pengenalan tentang pelaksanaan pendidikan di sekolah.
2. Mengadakan bakti sosial. Misalnya
kerja bakti, pengairan, dan kebersihan.
3. Menjadi anggota pengurus
organisasi lembaga ketahana desa maupun organisasi sosial lainnya.
Dalam
menjalankan tugasnya, sekolah juga perlu memperhatikan hal- hal sebagai
berikut:[17]
1. Menyesuaikan kurikulum sekolah
dengan kebutuhan mayarakat.
2. Metode yang digunakan dalam proses
belajar mengajar harus mampu merangsang murid untuk lebih mengenal kehidupan
nyata yang terjadi dalm masyarakat.
3. Menumbuhkan sikap pada murid untuk
belajar dan bekerja dari kehidupan sekitarnya.
4. Sekolah seharusnya dapat
mengembangkan masyarakat dengan cara mengadakan pembaharuan tata kehidupan
masyarakat.
C. Manfaat Pendidikan Bagi Masyarakat
Beberapa
ahli menulis tentang manfaat pendidikan bagi masyarakat. Antara lain sebagai
kunci bagi pemecahan masalah- masalah sosial, sebagai alat kontrol sosial.[18]
Menurut
Wuradji, pendidikan berfungsi sebagai berikut: Pertama, sebagai lembaga
konservasi yang mencakup fungsi kontrol sosial, dan pelestari budaya, Kedua,
sebagai perubah sosial yang meliputi
reproduksi budaya, meningkatkan kemampuan menganalisis secara kritis dan
memodifikasi ekonomi masyarakat.[19]
Sedangkan
menurut Broom, fungsi pendidikan antara lain: sebagai transmisi budaya,
meningkatkan kemampuan bermasyarakat, mengadakan seleksi tenaga kerja melalui
pendidikan itu sendiri, dan mengembangkan kepribadian.[20]
Dari
beberapa pendapat ahli di atas, maka manfaat pendidikan bagi masyarakat adalah
sebagai berikut:[21]
1. Sebagai transmisi atau pelestari
budaya.
2. Meningkatkan integrasi sosial.
3. Sebagai seleksi tenaga kerja.
4. Meningkatkan kemampuan
menganalisis secara kritis, melalui pelajaran ilmu, dan teknologi.
5. Pendidikan membuat masyarakat
menjadi warga negara yang baik, yaitu mengetahui kewajiban dan haknya.
Di
dalam Tap MPR No. IV /MPR /198 ditegaskan bahwa tujuan pendidikan berdasarkan
Pancasila antara lain: Pertama, meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan
YME, kecerdasan, dan ketrampilan. Kedua, mempertinggi budi pekerti. Ketiga,
memperkuat kepribadian. Keempat, mempertebal semangat kebangsaan .[22]
Berdasarkan
rumusan di atas, maka fungsi dan peran sekolah terhadap masyarakat ialah:[23]
1. Meningkatkan ketaqwaan terhadap
Tuhan YME.
2. Meningkatkan kecerdasan.
3. Meningkatkan ketrampilan dan
mempersiapkan tenaga terampil.
4. Melestarikan nilai- nilai yang
terpuji dalam masyarakat.
5. Mempertebal semangat kebangsaan.
6. Menghasilkan penemuan- penemuan
sebagai konsep pembaharuan masyarakat.
D. Peran Guru dalam Sekolah
Menurut Muhibbin Syah, Guru sebagai
pahlawan tanpa tanda jasa merupakan sosok yang sangat berwibawa yang sering
kali menjadi panutan bagi masyarakat. Kata guru dalam bahasa Arab disebut
Mu’allim dan dalam bahasa Inggris guru disebut dengan teacher yang memiliki
arti A person whose occupation is teaching others, yaitu seseorang yang
pekerjaannya mengajar orang lain.[24]
Guru Berkedudukan sebagai Profesional Dalam ilmu
sosiologi, kita biasa menemukan dua istilah yang akan selalu berkaitan, yakni
status (kedudukan) dan peran sosial di dalam masyarakat. Status biasanya
didefinisikan sebagai suatu peringkat atau posisi seseorang dalam suatu
kelompok atau posisi suatu kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lain.
Sedangkan peran merupakan sebuah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang
memiliki suatu status tertentu tersebut.[25]
Menurut
Muhammad Athiyah al-Abrasyi, Sekolah atau madrasah adalah lembaga pendidikan
yang penting. Sekolah berfungsi untuk membantu keluarga menanamkan nila-nilai
pendidikan kepada anak-anak yang berhubungan dengan sikap dan kepribadian yang
mulia serta pikiran yang cerdas, sehingga nantinya akan menjadi anggota
masyarakat yang bermanfaat sesuai dengan tuntutan dan tata laku masyarakat yang
berlaku seiring dengan tujuan pendidikan seumur hidup.[26]
Guru
sebagai pendidik profesional untuk memberikan ilmu pengetahuan, ketrampilan,
jiwa tolong menolong dan jiwa beragama dan lain-lain sebagainya. Jadi, tugas
yang dilakukan guru di sekolah merupakan pelimpahan sebagian tanggung jawab
orang tua sebagai kelanjutan dari pendidikan dalam keluarga. Guru bukanlah
hanya mendidik kemampuan membaca, menulis, berhitung dan sebagainya tetapi
lebih dari pada itu yakni menanamkan sikap individu dan nilai-nilai pendidikan
lainnya yang sesuai dengan tuntunan masyarakat. Suatu sekolah tidak akan mampu
berbuat apa-apa sesuai dengan yang diharapkan oleh bangsa dan Negara, kecuali
memiliki persiapan-persiapan, sarana dan guru yang cukup memadahi yakni
mempunyai kemampuan, kemauan dan bakat untuk mendidik dan mengajar sehingga
terpenuhi tuntunan keluarga dan masyarakat terutama dengan cara yang terpuji
dan sopan santun yang ada dalam kehidupan lingkungan keluarga dan masyarakat.
Atas dasar rasa tanggung jawab yang harus dilaksanakan seorang guru, maka ia
dituntut memiliki kepribadian yang dapat dijadikan contoh tauladan oleh
anak-anak di sekolah.[27]
Peran guru dalam sekolah dapat
disimpulkan menjadi tiga bagian, yaitu :[28]
- Sebagai pengajar (intruksional) yang bertugas
merencanakan program pengajaran dan melaksanakan program yang telah
disusun serta mengakhiri dengan pelaksanaan penilaian setelah program
dilakukan.
- Sebagai pendidik (educator) yang mengarahkan
anak didik (siswa) pada tingkat kedewasaan yang berkepribadian insan kamil
seiring dengan tujuan Allah swt menciptakannya.
- Sebagai pemimpin (managerial) yang memimpin,
mengendalikan diri sendiri, anak didik, dan masyarakat yang terkait, yang
menyangkut upaya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan,
dan partisipasi atas program yang dilakukan.
E. Peran Guru dalam Masyarakat
Masyarakat adalah sebagai kumpulan
individu dan kelompok yang diikat oleh kesatuan budaya, agama dan
pengalaman-pengalaman yang sama serta memiliki sejumlah penyesuaian dalam ikut
memikul tanggung jawab pendidikan secara bersama-sama.[29]
Menurut Sjahminan Zaini, peran guru
dalam masyarakat, yaitu :
- Ikut menciptakan suatu sistem pendidikan dalam
masyarakat sehingga mendorong masing-masing anggota masyarakat untuk
mendidik dirinya sendiri agar bersedia mendidik anggota masyarakat
lainnya.
- Ikut serta memikul tanggung jawab untuk
membina dan meningkatkan pendidikan masyarakat dengan menagajak kepada
yang maruf dan mencegah dari yang mungkar.
Dalam tatanan masyarakat, guru juga
memiliki peranan. Didalam kepustakaan, peranan guru dapat dibedakan menjadi dua
aliran, yaitu :
1.
Preskriptif, menekankan pada peranan guru tiada henti
yang masih abstrak untuk diketahui kapan hal itu berakhir.
2.
Deskriptif, guru dikonsepsikan secara pasif, dalam arti
guru memberi respons kepada struktur sosial dan tidak secara aktif
menyumbang kepada pembangunan struktur itu sendiri.[30]
|
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian
di atas, penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Pertama, pendidikan
berkenaan dengan pembaharuan masyarakat, karena pendidikan telah menghasilkan
konsep- konsep pembaharuan masyarakat. Sebaliknya pendidikan juga dipengaruhi
oleh pembaharuan masyarakat, karena dengan adanya pembaharuan masyarakat maka
kurikulum pada proses pendidikan mengalami perkembangan dan perubahan.
Kedua, antara sekolah dan masyarakat
terjadi hubungan timbal balik. Sekolah memberi manfaat kepada masyarakat dan
masyarakat memberikan dukungannya kepada sekolah. Hubungan tersebut jelas
memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.
Ketiga, manfaat pendidikan bagi
masyarakat adalah sebagai berikut: Sebagai transmisi atau pelestari budaya,
meningkatkan integrasi sosial, sebagai seleksi tenaga kerja, meningkatkan
kemampuan menganalisis secara kritis, melalui pelajaran ilmu, dan teknologi,
dan membuat masyarakat menjadi warga negara yang baik, yaitu mengetahui
kewajiban dan haknya.
Keempat, Peran guru dalam sekolah dapat disimpulkan menjadi tiga
bagian, yaitu Sebagai pengajar (intruksional), Sebagai pendidik (educator),
Sebagai pemimpin (managerial).
Kelima, Peran guru
dalam masyarakat, yaitu Ikut menciptakan suatu sistem pendidikan dalam
masyarakat, ikut serta memikul tanggung jawab untuk membina dan meningkatkan
pendidikan masyarakat.
11
|
B.
Saran
1.
Untuk para pendidik sebaiknya lebih bisa
mengenali berbagai macam perubahan yang terjadi dalam lingkungan sosial yang
dapat mempengaruhi kualitas peserta didik.
2. Untuk para calon pendidik
sebaiknya selalu mampu mengikuti perkembangan dan perubahan yang terjadi pada
lingkungan sosial sehingga dapat mengenali berbagai macam hal yang dapat
meningktkan kemampuan peserta didik seiring dengan berkembangnya zaman.
3. Untuk peserta didik sebaiknya
mampu meningkatkan pengetahuan yang mendukung perubahan positif dalam proses pendidikan.
|
Ahmadi,
Abu dan Uhbiyati, Nur. Ilmu Pendidikan. 2007. Jakarta. PT. Rineka Cipta.
Djumransjah,dkk. Pendidikan
Islam. 2007. Malang: UIN-Malang Press.
Maunah, Binti. Landasan Pendidikan.
2009. Yogyakarta. Teras.
Munardji, Ilmu
Pendidikan Islam. 2004. Jakarta: PT. Bina Ilmu.
Pidarta,
Made. Landasan Kependidikan. Jakarta. PT. Rineka Cipta.
http://lailatur-rahmah.blogspot.com/2011/05/pendidikan-dan-masyarakat-pendidikan.html diakses
tanggal 23 Maret 2013 pukul: 09:20 WIB.
http://siputro.com/2012/06/peran-penting-guru-dalam-masyarakat.html diakses tanggal 12 Maret 2013
pukul: 16:45 WIB.
http://matsapapila.blogspot.com/2008/01/peranan-guru_08.html Diakses pada
tanggal 20 Maret 2013, pada pukul 19.06 WIB.
http://zaim1979.blogspot.com/2008/04/upaya-meningkatkan-profesionalisme-guru.html Diakses pada
tanggal 20 Maret 2013, pada pukul 19.15 WIB.
13
|
[1] Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu
Pendidikan, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2007, 38.
[3] Broom dalam Made Pidarta, Landasan
Kependidikan…
[4] http://siputro.com/2012/06/peran-penting-guru-dalam-masyarakat.html diakses tanggal 12 Maret 2013 pukul: 16:45
WIB.
[5] Mudyahardjo dalam Binti Maunah, Landasan
Pendidikan, Yogyakarta, Teras, 2009, 1-3.
[6] Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu
Pendidikan, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2007, 30.
[8] http://lailatur-rahmah.blogspot.com/2011/05/pendidikan-dan-masyarakat-pendidikan.html diakses
tanggal 23 Maret 2013 pukul: 09:20 WIB.
[9]Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu
Pendidikan, …35-36.
[11] Ibid, 172.
[12] Ibid, 175.
[13] Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu
Pendidikan, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2007, 34.
[14] Made Pidarta, Landasan Kependidikan, Jakarta,
PT. Rineka Cipta, 170.
[15] Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu
Pendidikan, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2007, 31.
[16] Ibid, 31-32.
[17] Ibid,
34-35.
[18] Zanti Arbi dalam Made Pidarta, Landasan
Kependidikan, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 171.
[19] Wuradji dalam Made Pidarta, Landasan
Kependidikan, …
[20] Broom dalam Made Pidarta, Landasan
Kependidikan, …
[21] Made Pidarta, Landasan Kependidikan, …172.
[22] Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu
Pendidikan, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2007, 37.
[23] Ibid, 37-38.
[24]
http://matsapapila.blogspot.com/2008/01/peranan-guru_08.html. Diakses pada tanggal 20 Maret 2013,
pada pukul 19.06 WIB.
[25]http://zaim1979.blogspot.com/2008/04/upaya-meningkatkan-profesionalisme-guru.html.
Diakses pada tanggal 20 Maret 2013, pada pukul 19.15 WIB.
[26]
Djumransjah,dkk, Pendidikan Islam,
(Malang: UIN-Malang Press, 2007), 93.
[27] Ibid, 95.
[28] Munardji,
Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT.
Bina Ilmu, 2004), 64.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar