BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Banyak manusia di
dunia ini yang mengingkari Allah dan
mengingkari semua ciptaa-Nya.Padahal manusia setiap hari telah melihat panorama
semesta dan fenomena-fenomena yang selalu ada dan pernah hilang dari pandangannya.Namun
keseriusannya telah hilang karena sudah biasa melihatnya dan juga karena sering
terulang.
Al-Qur’an mengembalikan perhatian
mereka kepada keagungan dan tanda-tanda kekuasaan Allah yang sangat mengagumkan
itu.Yaitu melalui dalil-dalil, serta bukti wujud yang dapat dilihat dan
dirasakan oleh perasaan.[1]
Oleh karena itu penting bagi kita
untuk mempelajari tafsir surat Al Ankabut:19-20. Pada ayat 19, manusia disuruh merenungkan segala yang
terjadi di alam semesta ini, mulai dari permulaan penciptaan sampai penciptaan
tersebut terulang-ulang. Al-Qur’an menjadikan alam semesta sebagai media
pemaparan ayat-ayat keimanan dan petunjuknya.[2]Sedangkan
ayat 20, mengajak manusia untuk berjalan di bumi dan memperhatikan ciptaan
Allah dan tanda-tanda kekuasaan-Nya dalam ciptaan-Nya, baik dalam benda mati
maupun makhluk hidup. Sehingga mereka memahami Zat yang telah menciptakan semua
itu akan dengan mudah mengulang ciptaan-Nya tanpa kesulitan.[3]
Melalui makalah ini Kami akan membahas lebih lanjut mengenai ma’na
lughoh, sababun
nuzul, munasabah, ma’na ijmali, ma’na tafshili, al-ibrah dan an-natijah dari
surat Al Ankabut:19-20.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana ayat
dalam surat al Ankabut ayat 19-20?
2.
Bagaimana
terjemahan surat al Ankabut ayat 19-20?
3.
Bagaimana ma’na
lughoh surat al Ankabut ayat 19-20?
4.
Bagaimana
sababun nuzul surat al Ankabut ayat
19-20?
5.
Bagaimana
munasabah surat al Ankabut ayat 19-20?
6.
Bagaimana ma’na
ijmali surat al Ankabut ayat 19-20?
7.
Bagaimana ma’na
tafshili surat al Ankabut ayat 19-20?
8.
Bagaimana
al-ibrah dari surat al Ankabut ayat 19-20?
9.
Bagaimana
an-natijah dari surat al Ankabut ayat 19-20?
C.
Tujuan
Pembahasan Masalah
1.
Untuk
mengetahui ayat dalam surat Ankabut ayat 19-20.
2.
Untuk
mengetahui terjemahan surat al Ankabut ayat 19-20.
3.
Untuk
mengetahui ma’na lughoh surat al Ankabut ayat 19-20.
4.
Untuk
mengetahui sababun nuzul surat al Ankabut ayat 19-20.
5.
Untuk
mengetahui munasabah surat al Ankabut ayat 19-20.
6.
Untuk
mengetahui ma’na ijmali surat al Ankabut ayat 19-20.
7.
Untuk
mengetahui ma’na tafshili surat al Ankabut ayat 19-20.
8.
Untuk
mengetahui al-ibrah surat al Ankabut ayat 19-20.
9.
Untuk
mengetahui an-natijah surat al Ankabut ayat 19-20.
D.
Batasan Masalah
Dalam
makalah ini, Kami membatasi pembahasan hanya mengenai sababun nuzul, munasabah,
ma’na ijmali, ma’na tafshili, al-ibrah dan an-natijah dari surat al Ankabut
ayat 19-20. Dengan demikian Kami berharap pembahasan kami terfokus pada tema
tersebut.
PEMBAHASAN
A.
Surat Al-
Ankabut:19-20
ÉOó¡Î0«!$#Ç`»uH÷q§9$#ÉOÏm§9$#
öNs9urr&(#÷rtty#ø2äÏö7ãª!$#t,ù=yø9$#¢OèOÿ¼çnßÏèã4¨bÎ)Ï9ºsn?tã«!$#×Å¡oÇÊÒÈö@è%(#rçÅÎûÇÚöF{$#(#rãÝàR$$sùy#ø2r&yt/t,ù=yÜø9$#4¢OèOª!$#à×Å´Yãnor'ô±¨Y9$#notÅzFy$#4¨bÎ)©!$#4n?tãÈe@à2&äóÓx«ÖÏs%ÇËÉÈ
B.
Terjemah Surat Al- Ankabut: 19-20
19. Apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah menciptakan
(manusia) dari permulaannya, Kemudian mengulanginya (kembali). Sesungguhnya
yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
20. Katakanlah:
"Berjalanlah di (muka) bumi, Maka perhatikanlah bagaimana Allah
menciptakan (manusia) dari permulaannya, Kemudian Allah menjadikannya sekali
lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
C. Ma’na Lughoh[4]
#÷rtt : Memperhatikan (merenungkan segala yang terjadi di alam semesta ini).
Ïö7ã : Memulai penciptaan.
¼çnßÏèã : Mengulangi
penciptaan (menciptakan kembali).
3
|
#rãÝàR$$sù : maka
perhatikan (melihat sekali lagi).
r&yt/ : Memulai
penciptaan.
×Å´Yã : menjadikan
sekali lagi (menciptakan kembali).
D.
Asbabun
Nuzul
Tidak di temukan.
E.
Munasabah
1.
Munasabah surat
Al-Ankabut ayat 19 dengan surat Ar-Rum ayat 27:
Pada surat Al-Ankabut ayat 19, menjelaskan tentang kemudahan Allah
dalam memulai penciptaan dan mengulanginya kembali. Hal ini juga terdapat dalam
surat Ar-Rum ayat 27, yang menjelaskan bahwa Allah berkuasa dalam menciptakan
dan mengulang penciptaannya kembali.[5]
2.
Munasabah surat
Al-Ankabut ayat 19 dengan surat Yunus ayat 4:
Pada surat Al-Ankabut ayat 19, menjelaskan
tentang kemudahan Allah dalam memulai penciptaan dan mengulanginya kembali.
Sedangkan pada surat Yunus ayat 4, dijelaskan bahwa hanya kepada Allah-lah semua
makhluk akan kembali dan Allah
menciptakan makhluk pada permulaannya kemudian mengulanginya.[6]
3.
Munasabah Surat
Al-Ankabut ayat 19 dengan surat Yunus ayat 34:
Pada surat Al-Ankabut ayat 19, menjelaskan tentang kemudahan Allah
dalam memulai penciptaan dan mengulanginya kembali. Sedangkan pada surat Yunus
ayat 34, dijelaskan bahwa tidak ada satupun yang dapat memulai penciptaan
makhluk, kemudian mengulanginya. Akan tetapi Allah dapat memulai penciptaan
makhluk dan mengulangi penciptaan tersebut.[7]
4. Munasabah surat
Al-Ankabut ayat 20 dengan ayat 21:
Pada surat Al Ankabut ayat 20,
menjelaskan bahwa Allah memulai kehidupan ini dan mengulangnya dengan kekuasaan-Nya
yang mutlak yang tak terikat dengan pola pandang manusia yang terbatas. Pada
ayat 21 dijelaskan lebih lanjut
mengenai kekuasaan Allah atas
segala hal, yaitu mengazab dan memberikan rahmat-Nya kepada siapa yang Dia
kehendaki. Hanya kepada-Nyalah tempat kembali.Tak ada yan dapat membuat-Nya
lemah, dan tak ada yang dapat menghalangi kehendak-Nya.[8]
F.
Ma’na Ijmali
Surat Al-Ankabut ayat 19-20 mempunyai beberapa kandungan, di
antaranya:
1.
Ayat 19
merupakan khitab yang ditujukan kepada orang-orang yang mengingkari Allah dan
mengingkari semua ciptaa-Nya. Manusia disuruh merenungkan segala yang terjadi
di alam semesta ini, mulai dari permulaan penciptaan sampai penciptaan tersebut
terulang-ulang.
2.
Ayat 20
menjelaskan tentang manusia bukan sekedar disuruh untuk melakukan perjalanan di
muka bumi tanpa ada arah dan tujuan. Karena pada ayat tersebut, di samping
terdapat perintah “berjalanlah”, terdapat pula perintah lain “perhatikanlah”.
Dengan demikian, perjalanan tersebut bisa jadi merupakan dorongan kepada umat
Islam agar melakukan perjalanan ilmiah guna melakukan penelitian yang akan
semakin mempertebal keyakinannya, sekaligus sebagai bukti nyata bagi mereka
yang menolak ajaran Al-Qur’an.[9]
G.
Ma’na Tafshili
öNs9urr&(#÷rtty#ø2äÏö7ãª!$#t,ù=yø9$#¢OèOÿ¼çnßÏèã4¨bÎ)Ï9ºsn?tã«!$#×Å¡o
Artinya: apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah
menciptakan (manusia) dari permulaannya, Kemudian mengulanginya (kembali).
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.(QS. Al Ankabut:
19).
Ayat
19 merupakankhitab yang ditujukan kepada orang-orang yang mengingkari Allah dan
mengingkari semua ciptaa-Nya.Manusia disuruh merenungkan segala yang terjadi di
alam semesta ini, mulai dari permulaan penciptaan sampai penciptaan tersebut
terulang-ulang.Al-Qur’an menjadikan alam semesta sebagai media pemaparan
ayat-ayat keimanan dan petunjuknya.Panorama semesta dan fenomena-fenomena yang
selalu ada dan pernah hilang dari pandangan manusia.Namun keseriusannya telah
hilang karena perasaan sudah biasa melihatnya dan juga karena sering
terulang.Oleh karena itu Al-Qur’an mengembalikan perhatian mereka kepada
keagungan dan tanda-tanda kekuasaan Allah yang sangat mengagumkan itu.Yaitu
melalui dalil-dalil, serta bukti wujud yang dapat dilihat dan dirasakan oleh
perasaan.[10]
Ns9urr&(#÷rtty#ø2äÏö7ãª!$#t,ù=yø9$#¢OèOÿ¼çnßÏèã4
Artinya:
Apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari
permulaannya, Kemudian mengulanginya (kembali)…(QS. Al Ankabut: 19).
Manusia melihat bagaimana Allah
memulai penciptaan.Mereka melihatnya dalam pohon yang tumbuh, dalam telur dan
janin, dan dari segala sesuatu yang tidak ada yang kemudian ada. Jika mereka
melihat proses penciptaan dengan mata kepala mereka, maka Zat yang menciptakan
itu akan dapat mengembalikan ciptaan-Nya tersebut. Semua itu tak dapat
dilakukan oleh seluruh manusia, baik sendirian maupun bersamaan.[11]
¨bÎ)Ï9ºsn?tã«!$#×Å¡o
Artinya:…Sesungguhnya
yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.(QS. Al Ankabut:19).
Dalam ciptaan Allah tidak ada
sesuatu yang sulit bagi-Nya.Namun Allah mengukur bagi manusia ukuran-ukuran
mereka.Karena mengulang itu lebih mudah daripada memulai dalam pandangan
manusia. Sementara dalam ukuran kekuasaan Allah, memulai itu seperti mengulang
dan mengulang seperti memulai, keduanya sama saja. Karena Allah cukup
mengarahkan kehendak-Nya dan membeari perintah, “Jadilah”, Maka jadilah.[12]Yang
terdapat dalam surat Yasin: 82
!$yJ¯RÎ)ÿ¼çnãøBr&!#sÎ)y#ur&$º«øx©br&tAqà)t¼çms9`ä.ãbqä3usù
Artinya: Sesungguhnya keadaan-Nya apabila dia
menghendaki sesuatu hanyalah Berkata kepadanya: "Jadilah!" Maka
terjadilah ia. (QS. Yasin: 82).
ö@è%(#rçÅÎûÇÚöF{$#(#rãÝàR$$sùy#ø2r&yt/t,ù=yÜø9$#4¢OèOª!$#à×Å´Yãnor'ô±¨Y9$#notÅzFy$#4¨bÎ)©!$#4n?tãÈe@à2&äóÓx«ÖÏs%
Artinya:Katakanlah:
"Berjalanlah di (muka) bumi, Maka perhatikanlah bagaimana Allah
menciptakan (manusia) dari permulaannya, Kemudian Allah menjadikannya sekali
lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.(QS. Al Ankabut:
20).
Pada ayat 20, Kemudian mengajak
manusia untuk berjalan di bumi dan memperhatikan ciptaan Allah dan tanda-tanda
kekuasaan-Nya dalam ciptaan-Nya, baik dalam benda mati maupun makhluk hidup.
Sehingga mereka memahami Zat yang telah menciptakan semua itu akan dengan mudah
mengulang ciptaan-Nya tanpa kesulitan.[13]
Berjalan di atas bumi akan membuka
mata dan hati untuk melihat panorama-panorama baru yang tak biasa dilihat mata
dan diperhatikan hati, Ini merupakan pengarahan mendalam kepada suatu hakikat
yang detail. Sementara manusia hidup di tempat yang biasa ia diami, sehingga
manusia hampir tidak memperhatikan sesuatu dari keagungannya. [14]
ö@è%(#rçÅÎûÇÚöF{$#(#rãÝàR$$sùy#ø2r&yt/t,ù=yÜø9$#4¢OèOª!$#à×Å´Yãnor'ô±¨Y9$#notÅzFy$#444
Artinya: Katakanlah: "Berjalanlah di (muka)
bumi, Maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari
permulaannya, kemudian mengulanginya (kembali)?...QS.Al Ankabut:20).
Setelah
perintah untuk berjalan di muka bumi, maka diperintah untuk memperhatikan bagaimana
Allah menciptakan makhluk dari permulaan-Nya. Manusia melihat di bumi ini
sesuatu yang menunjukkan proses penciptaan kehidupan yang pertama, dan
bagaimana permulaan penciptaan makhluk itu, kemudian Allah menjadikannya sekali
lagi.[15]
¨bÎ)©!$#4n?tãÈe@à2&äóÓx«ÖÏs%
Artinya: ...Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu.(QS. Al Ankabut: 20).
Allah berkuasa atas segala hal.Di
antaranya Allah memulai kehidupan ini dan mengulangnya dengan kekuasaan-Nya
yang mutlak yang tak terikat dengan pola pandangan manusia yang terbatas.Di
samping itu, di antara kekuasaan Allah atas segala hal, yaitu mengazab dan
memberikan rahmat-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki.Hanya kepada-Nyalah
tempat kembali.Tak ada yan dapat membuat-Nya lemah, dan tak ada yang dapat
menghalangi kehendak-Nya.[16]
Firman
Allah swt. Surat Al Ankabut ayat 21:
يُعَذِّ
بُ مَنْ يَشَاءُ وَيَرْحَمُ مَنْ يَشَاءُ وَإِلَيْهِ تُقْلَبُوْنَ
Artinya:Allah mengazab siapa yang dikehendaki-Nya, dan
memberi rahmat kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan hanya kepada-Nya-lah kamu
akan dikembalikan.(Al Ankabut:21).
H.
Al- Ibrah
1.
Pada ayat 19,
memberikan dorongan kepada manusia agar memperhatikan proses penciptaan alam semesta dan
fenomena-fenomena yang selalu ada dan pernah hilang dari pandangan manusia.
Semua itu terjadi atas kekuasaan Allah.
2.
SuratAl-Ankabut
ayat 20memberikan dorongan kepada umat Islam agar melakukan perjalanan ilmiah
guna melakukan penelitian yang akan semakin mempertebal keyakinannya, sekaligus
sebagai bukti nyata bagi mereka yang menolak ajaran Al-Qur’an.[17]
I.
An-Natijah
1.
Pada
ayat 19, manusia disuruh merenungkan segala yang terjadi di alam semesta ini,
mulai dari permulaan penciptaan sampai penciptaan tersebut terulang-ulang. Dalam
ciptaan Allah tidak ada sesuatu yang sulit bagi-Nya.
2.
Pada ayat 20,
mengajak manusia untuk berjalan di bumi dan memperhatikan ciptaan Allah dan
tanda-tanda kekuasaan-Nya dalam ciptaan-Nya. Sehingga mereka memahami Zat yang
telah menciptakan semua itu akan dengan mudah mengulang ciptaan-Nya tanpa
kesulitan.[18]Allah
memulai kehidupan ini dan mengulangnya dengan kekuasaan-Nya yang mutlak yang
tak terikat dengan pola pandang manusia yang terbatas.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan dari suratAl Ankabut ayat
19-20 antara lain:
1.
Pada ayat 19,
manusia disuruh merenungkan segala yang terjadi di alam semesta ini, mulai dari
permulaan penciptaan sampai penciptaan tersebut terulang-ulang. Dalam ciptaan
Allah tidak ada sesuatu yang sulit bagi-Nya.
2.
Pada ayat 20,
mengajak manusia untuk berjalan di bumi dan memperhatikan ciptaan Allah dan
tanda-tanda kekuasaan-Nya dalam ciptaan-Nya. Sehingga mereka memahami Zat yang
telah menciptakan semua itu akan dengan mudah mengulang ciptaan-Nya tanpa
kesulitan.[19]
Allah memulai kehidupan ini dan mengulangnya dengan kekuasaan-Nya yang mutlak
yang tak terikat dengan pola pandang manusia yang terbatas.
B.
Saran
1. Untuk
para pendidik sebaiknya lebih bisa mengenali berbagai macam perubahan yang
terjadi dalam lingkungan sosial yang dapat mempengaruhi kualitas peserta didik.
2. Untuk
para calon pendidik sebaiknya selalu mampu mengikuti perkembangan dan perubahan
yang terjadi pada lingkungan sosial sehingga dapat mengenali berbagai macam hal
yang dapat meningkatkan kemampuan peserta didik seiring dengan
berkembangnya zaman.
3. Untuk
peserta didik sebaiknya mampu meningkatkan pengetahuan yang mendukung perubahan
positif dalam proses pendidikan
10
|
12
|
|
Ahmad,
Nurwadjah.Tafsir Ayat-ayat Pendidikan.2007. Bandung: Marja.
Purwanto,
Agus. Ayat-ayat Semesta. 2009.Bandung: PT. Mizan Pustaka.
Imam
Jalaluddin al-mahalli,dkk. Tafsir jalalain. 2006. Bandung: Sinar
Baru
Algensindo.
Qutb,
Sayyid. Tafsir Fi Zhilalil Qur’an.2004. Jakarta: Gema Insani.
Nasib
Rifai, Muhammad. Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid 3. 2006.
Jakarta:
Gema Insani
http://seleranada.blogspot.com/2012/11/kewajiban-belajarmengajar_8887.html. Diakses pada tanggal 01,
November 2013, pukul 19.00 WIB.
[1]Sayyid Qutb, Tafsir
Fi Zhilalil Qur’an, Jakarta: Gema Insani, 2004, 142.
[4] Imam
Jalaluddin al-mahalli,dkk. Tafsir jalalain. Bandung: Sinar Baru
Algensindo. 2006 hal1708-1709
[5] Agus Purwanto,
Ayat-ayat Semesta, Bandung, PT. Mizan Pustaka, 2009, 137.
[6] Nurwadjah
Ahmad, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan, Bandung, Marja, 2007, 93.
[8]
Sayyid Qutb, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an…, 144-145.
[9] Nurwadjah
Ahmad, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan…, 138-139.
[10]Sayyid
Qutb, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an…,142.
[17] Nurwadjah
Ahmad, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan…, 138-139.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar