Selasa, 26 November 2013

SURAT AL ANKABUT AYAT 19-20


                                                             BAB I      
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
            Banyak manusia di dunia ini yang mengingkari Allah dan mengingkari semua ciptaa-Nya.Padahal manusia setiap hari telah melihat panorama semesta dan fenomena-fenomena yang selalu ada dan pernah hilang dari pandangannya.Namun keseriusannya telah hilang karena sudah biasa melihatnya dan juga karena sering terulang.
            Al-Qur’an mengembalikan perhatian mereka kepada keagungan dan tanda-tanda kekuasaan Allah yang sangat mengagumkan itu.Yaitu melalui dalil-dalil, serta bukti wujud yang dapat dilihat dan dirasakan oleh perasaan.[1]
            Oleh karena itu penting bagi kita untuk mempelajari tafsir surat Al Ankabut:19-20. Pada ayat 19,  manusia disuruh merenungkan segala yang terjadi di alam semesta ini, mulai dari permulaan penciptaan sampai penciptaan tersebut terulang-ulang. Al-Qur’an menjadikan alam semesta sebagai media pemaparan ayat-ayat keimanan dan petunjuknya.[2]Sedangkan ayat 20, mengajak manusia untuk berjalan di bumi dan memperhatikan ciptaan Allah dan tanda-tanda kekuasaan-Nya dalam ciptaan-Nya, baik dalam benda mati maupun makhluk hidup. Sehingga mereka memahami Zat yang telah menciptakan semua itu akan dengan mudah mengulang ciptaan-Nya tanpa kesulitan.[3]
Melalui makalah ini Kami akan membahas lebih lanjut mengenai ma’na lughoh, sababun nuzul, munasabah, ma’na ijmali, ma’na tafshili, al-ibrah dan an-natijah dari surat Al Ankabut:19-20.




B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana ayat dalam surat al Ankabut ayat 19-20?
2.      Bagaimana terjemahan surat al Ankabut ayat 19-20?
3.      Bagaimana ma’na lughoh surat al Ankabut ayat 19-20?
4.      Bagaimana sababun nuzul  surat al Ankabut ayat 19-20?
5.      Bagaimana munasabah surat al Ankabut ayat 19-20?
6.      Bagaimana ma’na ijmali surat al Ankabut ayat 19-20?
7.      Bagaimana ma’na tafshili surat al Ankabut ayat 19-20?
8.      Bagaimana al-ibrah dari surat al Ankabut ayat 19-20?
9.      Bagaimana an-natijah dari surat al Ankabut ayat 19-20?
C.    Tujuan Pembahasan Masalah
1.      Untuk mengetahui ayat dalam surat Ankabut ayat 19-20.
2.      Untuk mengetahui terjemahan surat al Ankabut ayat 19-20.
3.      Untuk mengetahui ma’na lughoh surat al Ankabut ayat 19-20.
4.      Untuk mengetahui sababun nuzul surat al Ankabut ayat 19-20.
5.      Untuk mengetahui munasabah surat al Ankabut ayat 19-20.
6.      Untuk mengetahui ma’na ijmali surat al Ankabut ayat 19-20.
7.      Untuk mengetahui ma’na tafshili surat al Ankabut ayat 19-20.
8.      Untuk mengetahui al-ibrah surat al Ankabut ayat 19-20.
9.      Untuk mengetahui an-natijah surat al Ankabut ayat 19-20.

D.    Batasan Masalah
Dalam makalah ini, Kami membatasi pembahasan hanya mengenai sababun nuzul, munasabah, ma’na ijmali, ma’na tafshili, al-ibrah dan an-natijah dari surat al Ankabut ayat 19-20. Dengan demikian Kami berharap pembahasan kami terfokus pada tema tersebut.




BAB II
                                                    PEMBAHASAN
A.    Surat Al- Ankabut:19-20
ÉOó¡Î0«!$#Ç`»uH÷q§9$#ÉOŠÏm§9$#
öNs9urr&(#÷rttƒy#øŸ2äÏö7リ!$#t,ù=yø9$#¢OèOÿ¼çnßÏèãƒ4¨bÎ)šÏ9ºsŒn?tã«!$#׎Å¡oÇÊÒÈö@è%(#r玍ÅÎûÇÚöF{$#(#rãÝàR$$sùy#øŸ2r&yt/t,ù=yÜø9$#4¢OèOª!$#à×Å´Yãƒnor'ô±¨Y9$#notÅzFy$#4¨bÎ)©!$#4n?tãÈe@à2&äóÓx«ÖƒÏs%ÇËÉÈ
           B.  Terjemah Surat Al- Ankabut: 19-20
19. Apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, Kemudian mengulanginya (kembali). Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
20.  Katakanlah: "Berjalanlah di (muka) bumi, Maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, Kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

             C. Ma’na Lughoh[4]
#÷rttƒ       : Memperhatikan (merenungkan segala yang terjadi di alam   semesta ini).
Ïö7ム       : Memulai penciptaan.
¼çnßÏèム  : Mengulangi penciptaan (menciptakan kembali).
3
(#r玍Š       : berjalanlah (mengadakan perjalanan di muka bumi).
#rãÝàR$$sù         : maka perhatikan (melihat sekali lagi).
r&yt/               : Memulai penciptaan.
×Å´Yム           : menjadikan sekali lagi (menciptakan kembali).


D.    Asbabun Nuzul
Tidak di temukan.

E.     Munasabah
1.    Munasabah surat Al-Ankabut ayat 19 dengan surat Ar-Rum ayat 27:
Pada surat Al-Ankabut ayat 19, menjelaskan tentang kemudahan Allah dalam memulai penciptaan dan mengulanginya kembali. Hal ini juga terdapat dalam surat Ar-Rum ayat 27, yang menjelaskan bahwa Allah berkuasa dalam menciptakan dan mengulang penciptaannya kembali.[5]
2.    Munasabah surat Al-Ankabut ayat 19 dengan surat Yunus ayat 4:
     Pada surat Al-Ankabut ayat 19, menjelaskan tentang kemudahan Allah dalam memulai penciptaan dan mengulanginya kembali. Sedangkan pada surat Yunus ayat 4, dijelaskan bahwa hanya kepada Allah-lah semua makhluk  akan kembali dan Allah menciptakan makhluk pada permulaannya kemudian mengulanginya.[6]
3.    Munasabah Surat Al-Ankabut ayat 19 dengan surat Yunus ayat 34:
Pada surat Al-Ankabut ayat 19, menjelaskan tentang kemudahan Allah dalam memulai penciptaan dan mengulanginya kembali. Sedangkan pada surat Yunus ayat 34, dijelaskan bahwa tidak ada satupun yang dapat memulai penciptaan makhluk, kemudian mengulanginya. Akan tetapi Allah dapat memulai penciptaan makhluk dan mengulangi penciptaan tersebut.[7]
       4. Munasabah surat Al-Ankabut ayat 20 dengan ayat 21:
            Pada surat Al Ankabut ayat 20, menjelaskan bahwa Allah memulai kehidupan ini dan mengulangnya dengan kekuasaan-Nya yang mutlak yang tak terikat dengan pola pandang manusia yang terbatas. Pada ayat 21 dijelaskan lebih lanjut  mengenai  kekuasaan Allah atas segala hal, yaitu mengazab dan memberikan rahmat-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Hanya kepada-Nyalah tempat kembali.Tak ada yan dapat membuat-Nya lemah, dan tak ada yang dapat menghalangi kehendak-Nya.[8]

F.     Ma’na Ijmali
            Surat Al-Ankabut ayat 19-20 mempunyai beberapa kandungan, di antaranya:
1.    Ayat 19 merupakan khitab yang ditujukan kepada orang-orang yang mengingkari Allah dan mengingkari semua ciptaa-Nya. Manusia disuruh merenungkan segala yang terjadi di alam semesta ini, mulai dari permulaan penciptaan sampai penciptaan tersebut terulang-ulang.
2.    Ayat 20 menjelaskan tentang manusia bukan sekedar disuruh untuk melakukan perjalanan di muka bumi tanpa ada arah dan tujuan. Karena pada ayat tersebut, di samping terdapat perintah “berjalanlah”, terdapat pula perintah lain “perhatikanlah”. Dengan demikian, perjalanan tersebut bisa jadi merupakan dorongan kepada umat Islam agar melakukan perjalanan ilmiah guna melakukan penelitian yang akan semakin mempertebal keyakinannya, sekaligus sebagai bukti nyata bagi mereka yang menolak ajaran Al-Qur’an.[9]

G.    Ma’na Tafshili
        öNs9urr&(#÷rttƒy#øŸ2äÏö7リ!$#t,ù=yø9$#¢OèOÿ¼çnßÏèãƒ4¨bÎ)šÏ9ºsŒn?tã«!$#׎Å¡o                     
Artinya: apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, Kemudian mengulanginya (kembali). Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.(QS. Al Ankabut: 19).
            Ayat 19 merupakankhitab yang ditujukan kepada orang-orang yang mengingkari Allah dan mengingkari semua ciptaa-Nya.Manusia disuruh merenungkan segala yang terjadi di alam semesta ini, mulai dari permulaan penciptaan sampai penciptaan tersebut terulang-ulang.Al-Qur’an menjadikan alam semesta sebagai media pemaparan ayat-ayat keimanan dan petunjuknya.Panorama semesta dan fenomena-fenomena yang selalu ada dan pernah hilang dari pandangan manusia.Namun keseriusannya telah hilang karena perasaan sudah biasa melihatnya dan juga karena sering terulang.Oleh karena itu Al-Qur’an mengembalikan perhatian mereka kepada keagungan dan tanda-tanda kekuasaan Allah yang sangat mengagumkan itu.Yaitu melalui dalil-dalil, serta bukti wujud yang dapat dilihat dan dirasakan oleh perasaan.[10]
Ns9urr&(#÷rttƒy#øŸ2äÏö7リ!$#t,ù=yø9$#¢OèOÿ¼çnßÏèãƒ4
Artinya: Apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, Kemudian mengulanginya (kembali)…(QS. Al Ankabut: 19).
            Manusia melihat bagaimana Allah memulai penciptaan.Mereka melihatnya dalam pohon yang tumbuh, dalam telur dan janin, dan dari segala sesuatu yang tidak ada yang kemudian ada. Jika mereka melihat proses penciptaan dengan mata kepala mereka, maka Zat yang menciptakan itu akan dapat mengembalikan ciptaan-Nya tersebut. Semua itu tak dapat dilakukan oleh seluruh manusia, baik sendirian maupun bersamaan.[11]
¨bÎ)šÏ9ºsŒn?tã«!$#׎Å¡o
Artinya:…Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.(QS. Al Ankabut:19).
            Dalam ciptaan Allah tidak ada sesuatu yang sulit bagi-Nya.Namun Allah mengukur bagi manusia ukuran-ukuran mereka.Karena mengulang itu lebih mudah daripada memulai dalam pandangan manusia. Sementara dalam ukuran kekuasaan Allah, memulai itu seperti mengulang dan mengulang seperti memulai, keduanya sama saja. Karena Allah cukup mengarahkan kehendak-Nya dan membeari perintah, “Jadilah”, Maka jadilah.[12]Yang terdapat dalam surat Yasin: 82
!$yJ¯RÎ)ÿ¼çnãøBr&!#sŒÎ)yŠ#ur&$º«øx©br&tAqà)tƒ¼çms9`ä.ãbqä3uŠsù
Artinya:  Sesungguhnya keadaan-Nya apabila dia menghendaki sesuatu hanyalah Berkata kepadanya: "Jadilah!" Maka terjadilah ia. (QS. Yasin: 82).
ö@è%(#r玍ÅÎûÇÚöF{$#(#rãÝàR$$sùy#øŸ2r&yt/t,ù=yÜø9$#4¢OèOª!$#à×Å´Yãƒnor'ô±¨Y9$#notÅzFy$#4¨bÎ)©!$#4n?tãÈe@à2&äóÓx«ÖƒÏs%
Artinya:Katakanlah: "Berjalanlah di (muka) bumi, Maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, Kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.(QS. Al Ankabut: 20).
            Pada ayat 20, Kemudian mengajak manusia untuk berjalan di bumi dan memperhatikan ciptaan Allah dan tanda-tanda kekuasaan-Nya dalam ciptaan-Nya, baik dalam benda mati maupun makhluk hidup. Sehingga mereka memahami Zat yang telah menciptakan semua itu akan dengan mudah mengulang ciptaan-Nya tanpa kesulitan.[13]
            Berjalan di atas bumi akan membuka mata dan hati untuk melihat panorama-panorama baru yang tak biasa dilihat mata dan diperhatikan hati, Ini merupakan pengarahan mendalam kepada suatu hakikat yang detail. Sementara manusia hidup di tempat yang biasa ia diami, sehingga manusia hampir tidak memperhatikan sesuatu dari keagungannya. [14]
ö@è%(#r玍ÅÎûÇÚöF{$#(#rãÝàR$$sùy#øŸ2r&yt/t,ù=yÜø9$#4¢OèOª!$#à×Å´Yãƒnor'ô±¨Y9$#notÅzFy$#444
Artinya:  Katakanlah: "Berjalanlah di (muka) bumi, Maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian mengulanginya (kembali)?...QS.Al Ankabut:20).      
                Setelah perintah untuk berjalan di muka bumi, maka diperintah untuk memperhatikan bagaimana Allah menciptakan makhluk dari permulaan-Nya. Manusia melihat di bumi ini sesuatu yang menunjukkan proses penciptaan kehidupan yang pertama, dan bagaimana permulaan penciptaan makhluk itu, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi.[15]          
 ¨bÎ)©!$#4n?tãÈe@à2&äóÓx«ÖƒÏs%      
Artinya:  ...Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.(QS. Al Ankabut: 20).
            Allah berkuasa atas segala hal.Di antaranya Allah memulai kehidupan ini dan mengulangnya dengan kekuasaan-Nya yang mutlak yang tak terikat dengan pola pandangan manusia yang terbatas.Di samping itu, di antara kekuasaan Allah atas segala hal, yaitu mengazab dan memberikan rahmat-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki.Hanya kepada-Nyalah tempat kembali.Tak ada yan dapat membuat-Nya lemah, dan tak ada yang dapat menghalangi kehendak-Nya.[16]
Firman Allah swt. Surat Al Ankabut ayat 21:
يُعَذِّ بُ مَنْ يَشَاءُ وَيَرْحَمُ مَنْ يَشَاءُ وَإِلَيْهِ تُقْلَبُوْنَ 
Artinya:Allah mengazab siapa yang dikehendaki-Nya, dan memberi rahmat kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan hanya kepada-Nya-lah kamu akan dikembalikan.(Al Ankabut:21).

H.    Al- Ibrah
1.      Pada ayat 19, memberikan dorongan kepada manusia agar memperhatikan  proses penciptaan alam semesta dan fenomena-fenomena yang selalu ada dan pernah hilang dari pandangan manusia. Semua itu terjadi atas kekuasaan Allah.
2.      SuratAl-Ankabut ayat 20memberikan dorongan kepada umat Islam agar melakukan perjalanan ilmiah guna melakukan penelitian yang akan semakin mempertebal keyakinannya, sekaligus sebagai bukti nyata bagi mereka yang menolak ajaran Al-Qur’an.[17]

I.       An-Natijah
1.    Pada ayat 19, manusia disuruh merenungkan segala yang terjadi di alam semesta ini, mulai dari permulaan penciptaan sampai penciptaan tersebut terulang-ulang. Dalam ciptaan Allah tidak ada sesuatu yang sulit bagi-Nya.
2.    Pada ayat 20, mengajak manusia untuk berjalan di bumi dan memperhatikan ciptaan Allah dan tanda-tanda kekuasaan-Nya dalam ciptaan-Nya. Sehingga mereka memahami Zat yang telah menciptakan semua itu akan dengan mudah mengulang ciptaan-Nya tanpa kesulitan.[18]Allah memulai kehidupan ini dan mengulangnya dengan kekuasaan-Nya yang mutlak yang tak terikat dengan pola pandang manusia yang terbatas.










BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kesimpulan dari suratAl Ankabut ayat 19-20 antara lain:
1.      Pada ayat 19, manusia disuruh merenungkan segala yang terjadi di alam semesta ini, mulai dari permulaan penciptaan sampai penciptaan tersebut terulang-ulang. Dalam ciptaan Allah tidak ada sesuatu yang sulit bagi-Nya.
2.      Pada ayat 20, mengajak manusia untuk berjalan di bumi dan memperhatikan ciptaan Allah dan tanda-tanda kekuasaan-Nya dalam ciptaan-Nya. Sehingga mereka memahami Zat yang telah menciptakan semua itu akan dengan mudah mengulang ciptaan-Nya tanpa kesulitan.[19] Allah memulai kehidupan ini dan mengulangnya dengan kekuasaan-Nya yang mutlak yang tak terikat dengan pola pandang manusia yang terbatas.

B.     Saran
1.      Untuk para pendidik sebaiknya lebih bisa mengenali berbagai macam perubahan yang terjadi dalam lingkungan sosial yang dapat mempengaruhi kualitas peserta didik.
2.      Untuk para calon pendidik sebaiknya selalu mampu mengikuti perkembangan dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sosial sehingga dapat mengenali berbagai macam hal yang dapat meningkatkan kemampuan peserta didik seiring dengan berkembangnya  zaman.
3.      Untuk peserta didik sebaiknya mampu meningkatkan pengetahuan yang mendukung perubahan positif  dalam proses pendidikan

10

 

12

                                    DAFTAR RUJUKAN
                                                                                                                                
Ahmad, Nurwadjah.Tafsir Ayat-ayat Pendidikan.2007. Bandung: Marja.
Purwanto, Agus. Ayat-ayat Semesta. 2009.Bandung: PT. Mizan Pustaka.
Imam Jalaluddin al-mahalli,dkk. Tafsir jalalain. 2006. Bandung: Sinar
Baru Algensindo.
Qutb, Sayyid. Tafsir Fi Zhilalil Qur’an.2004. Jakarta: Gema Insani.
Nasib Rifai, Muhammad. Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid 3. 2006.
Jakarta: Gema Insani



[1]Sayyid Qutb, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, Jakarta: Gema Insani, 2004, 142.
[2]Ibid., 143.
[3]Ibid.,
[4] Imam Jalaluddin al-mahalli,dkk. Tafsir jalalain. Bandung: Sinar Baru Algensindo. 2006 hal1708-1709
[5] Agus Purwanto, Ayat-ayat Semesta, Bandung, PT. Mizan Pustaka, 2009, 137.                                  
[6] Nurwadjah Ahmad, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan, Bandung, Marja, 2007, 93. 
[7]Ibid., 95.                                                                      
[8] Sayyid Qutb, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an…, 144-145.
[9] Nurwadjah Ahmad, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan…, 138-139.
[10]Sayyid Qutb, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an…,142.
[11]Ibid.,
[12]Ibid.,143.
[13]Ibid.,
[14]Ibid.,
[15]Ibid.,144.
[16]Ibid.,                                                                                                                    
[17] Nurwadjah Ahmad, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan…, 138-139.
[18]Ibid.,
[19]Ibid.,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar